setan 2

1

Belum cukup lama aku tinggal di rumah ini, kira-kira baru dua minggu lamanya. Sebuah rumah yang berada di kawasan cukup ternama di kota Bandung. Rumahku ini cukup besar dan dari modelnya, bisa dibilang ketinggalan zaman. Maka dari itu. atas ide ayah tiriku, rumah ini akan dipugar kembali. Ayah tiriku bekerja di dunia pelayaran. Jujur, sebenarnya aku belum cukup akrab dengannya karena ayah tiriku ini jarang sekali pulang. la membelikan rumah ini sebagai hadiah untuk ibuku. Mekipun berada di daerah yang lumayan elite, harganya bisa dibilang murah. Kondisi rumah ini memang perlu dipugar ulang karena sebagian besar dari bagunannya sudah rusak. Wajarlah, rumah ini sudah kosong hampir tiga tahun, setelah pemilik sebelumnya yang seorang dokter meninggal dunia. Saat ini, bagian depan rumah sedang dibongkar. Beberapa tukang dengan bor, palu, dan linggis terlihat sedang bekerja keras membobol lantai depan yang batunya cukup keras. Kata mereka, lantai dasar bagian yang tengah ini sangat tebal, berbeda dengan yang di depan-depannya. Aku hanya mengerutkan kening karena kurang mengerti dengan apa yang mereka bilang. Setiap hari setelah para tukang itu pulang di rumah hanya ada aku dan Ibu. Dapat dipastikan, suasana ketika malam datang sangatlah sunyi. Malam itu, aku berjalan ke dapur, untuk mengambil minuman dingin dari kulkas. Ketika lewat ruang depan yang sedang dibongkar, di dalam gelap, aku melihat ada seseorang yang sedang jongkok di sana. Ternyata masih ada tukang yang belum pulang. Aku pun tak mengacuhkannya dan terus jalan ke dapur. Dari dapur, aku mendengar suara batu yang sedang dipalu. Duh, udah malam masih aja kerja. pikirku sambil meneguk minuman. Lama-kelamaan, aku merasa suara itu menjadi terlalu berisik. Aku berjalan ke arah ruang depan lagi. "Pak, bisa besok aja nggak kerjanya? Soalnya udah malem agak ribut" Loh? Mana orangnya? Saat aku tengok lagi, tidak ada siapa-siapa di ruang depan itu. Padahal, aku begitu yakin pada suara yang baru saja kudengar, pasti ada orang di ruangan ini. Aneh, aku tengok kiri dan kanan, tetap tidak ada siapa-siapa. Aku periksa pintu depan, ternyata pintunya terkunci dari dalam. aneh, bulu kuduk jadi sedikit berdiri. Langsung saja aku bergegas ke kamar. Esoknya, aku bertanya kepada tukang-tukang yang bekerja, apakah ada yang tinggal atau kembali lagi ke sini malam tadi? Ternyata, jawabannya tidak ada. Mereka mengaku bahwa setelah magrib, tidak ada siapa-siapa lagi di sini. Berarti, yang aku lihat semalam itu siapa?. Hari pun terus berganti, dan semua kejadian ganjil itu tetap jadi tanda tanya besar buatku. Hingga sampailah pada suatu malam. Aku ingat sekali, saat itu hari Kamis. Ibuku belum pulang dari bermain bulu tangkis bersama teman-temannya. Saat itu, jam menunjukan 9 malam. Aku sendirian duduk di kamarku sambil mengerjakan tugas. Tiba-tiba, samar-samar terdengar suara yang cukup aneh. Awalnya, tidak begitu jelas, aku pikir itu suara kucing yang memang suka mengacak-ngacak dapur mencari makan, tapi lama-kelamaan suara itu terdengar jelas, Ini jelas suara tangisan! Suara tangisan seorang bayi. Aku langsung bangkit dan perlahan keluar dari kamarku. Semakin aku berjalan keluar, suara tangisan itu semakin jelas terdengar. Aku sepertinya semakin dekat, Akhirnya aku mendapati tangisan bayi itu pada satu lubang di tengah ruang depan. Aku terus mendekatinya dan Astaga Suara tangisan bayinya terdengar semakin banyak, terus bertambah dan bertambah banyak. Merasa takut dan gemetar, sekarang langkahku mulai tidak menentu dan kepalaku terasa pusing. aku tidak bisa berdiri tegak, Lantai ini sepertinya bergoyang seperti ada gempa. Aku memegang keningku dan berusaha menggapai sesuatu untuk dijadikan tumpuan. Aku mencoba untuk tetap sadar, "Astagfirullah... astagfirullah". Suara tangisan bayi itu pun hilang, tetapi rasa pusing dan gemetaran badan ini masih kurasakan. Sjayakatwang tara, suasana menjadi sangat hening, sampai aku melihat satu sosok anak kecil yang seluruh tubuhnya berwarna hitam. Kepalanya lebih besar dari ukuran normal anak kecil. Sosok itu sedang berjongkok menangis di sekitaran lubang itu, lalu dia melambai Seperti meenyuruhku mendekatinya. Badanku seperti bergerak dengan sendirinya. Kakiku melangkah dan tanganku bergerak di luar sadarku. Aku tidak tahu apa yang terjadi, badan ini seperti digerakkan oleh seseorang. Lalu aku mengambil sebuah linggis dan mulai menggali lubang itu lebih dalam. Aku seakan dipaksa untuk terus menggali. Sosok anak kecil itu pun masih terlihat jongkok di sebelahku. Setelah beberapa lama menggali, terlihat seuntai kain terjuntai keluar. Kain lusuh berwarna putih, Badanku yang lemas pun jatuh terduduk di lubang itu. Kali ini, aku sudah bisa mengendalikan badanku lagi, dan sosok anak kecil itu hilang. Semua menjadi normal kembali. Aku merogoh lubang itu, dan mengambil sebuah gundukan kain putih lusuh dibentuk seperti pocong. Di balik kain itu, terdapat sebuah fisik seperti kepala. Aku juga bisa merasakan tulang-tulang kecil yang terpegang dari balik kain putih itu. Betapa kagetnya aku ternyata ada puluhan kain putih seperti pocong kecil itu tertanam di bawah rumah ini. Dan isi di dalamnya adalah jabang-jabang bayi kecil yang sudah busuk, terbalut kain kafan yang dipocongkan. Akhirnya malam hari itu pun suasana menjadi heboh. Aku memanggil beberapa tukang untuk membereskan apa yang aku temukan dan menarik kesimpulan sendiri. Aku rasa, dulu dokter yang tinggal di sini membuka sebuah praktik kotor untuk mengugurkan kandungan. Membuang serta menguburkan bayi-bayi malang di bawah rumah ini. Setelah semua itu, masih jadi satu tanda tanya besar untukku. Sosok anak kecil yang aku lihat semalam? Siapa? Sosok itu bukanlah bayi, melainkan sudah memasuki usia anak-anak. Apa mungkin, masih ada satu jasad lagi yang terkubur di bawah rumah ini?. .



2

Siapa tidak kenal Nyi Roro Kidul? Legenda itu adalah Ratu Pantai Laut Selatan yang merupakan cerita rakyat yang sangat dikenal hampir seluruh masyarakat Indonesia terutama di Kota Pelabuhan Ratu, Provinsi Jawa Barat. Cerita itu beredar dari mulut ke mulut, entah siapa yang memulainya. Konon ceritanya, Jawa Barat pernah diperintah oleh seorang raja yang sangat berkuasa yakni, Prabu Siliwangi. Dia adalah seorang raja yang sangat terkenal serta bijaksana. Ia memiliki seorang permaisuri yang cantik serta beberapa orang selir. Pada suatu hari, sang permaisuri melahirkan seorang bayi wanita lesbi  lesbi  lesbi  lesbi  yang cantik. Kehadiran bayi kecil ini, membuat mereka sangat bahagia. Tetapi, hal ini ternyata tidak disukai oleh para selir raja lainnya. Apalagi bayi itu tumbuh menjadi besar dan wajahnya lebih cantik daripada ibunya. Dan bayi tersebut diberi nama Putri Lara Kadita yang kelak akan menjadi ahli waris dari tahta kerajaan ayahnya. Oleh karena itu, raja sangat mencintainya dan mengasihi Putri Lara Kadita. Sjayakatwang tara itu, para selir yang berusaha untuk menyingkirkan Putri Lara Kadita, membuat suatu persengkokolan. Mereka menggunakan ilmu hitam untuk menghancurkan kehidupan permaisuri beserta putrinya yang cantik itu. Dan akhirnya, kuasa jahat dari ilmu hitam itu, telah membuat wajah permaisuri dan putrinya menjadi sangat buruk serta tubuh mereka menjadi berbau busuk. Karena keadaannya yang sangat mengerikan, maka sang raja memerintahkan permaisuri dan putrinya untuk meninggalkan istana. Alasannya, kalau dibiarkan mereka tetap tinggal di istana, akan membawa bencana bagi seluruh kerajaan. Selanjutnya, dengan terpaksa permaisuri dan putri pergi dari istana dan berkelana tak tentu arah di dalam hutan. Mereka pun menyusuri jalan-jalan sepi agar tidak bertemu dengan orang lain. Tanpa disadari, mereka menuju ke arah selatan. Penderitaan mereka sangat berat dan tidak tertahankan. Sampai akhirnya, sang permaisuri meninggal dunia dalam perjalanan pengembaraannya. Tinggallah Putri Lara Kadita seorang diri, dalam keadaan putus asa. Ia terus mengembara dan mengalami banyak penderitaan, tanpa seorangpun yang menghiburnya. Baca juga: Film 308: Misteri Kamar Keramat Yang Penuh Mistis Nomor 308 Pada suatu hari karena terlalu lapar dan lelah, ia jatuh pingsan. Ketika sadar kembali, ia mendengar suara deburan ombak dari arah selatan. Suara ini, membangkitkan semangatnya untuk kembali melanjutkan perjalanannya. Lalu, ia berjalan terus ke arah suara tersebut dan mendapati suatu pemandangan yang sangat indah. Suatu lautan yang luas dengan ombak-ombak besar yang menerjang batu karang di pantai. Duduklah Putri Lara Kadita, dan beristirahat di salah satu batu karang tersebut. Dan kini, tempat duduk itu dinamakan Karanghawu dan menjadi objek wisata yang terkenal, berlokasi sekitar 8 kilometer di sebelah barat Inna Samudra Beach. Pada saat duduk di atas batu karang itu, ia tertidur dan bermimpi. Dalam mimpinya, Putri mendapat petunjuk bahwa keadaan dan kecantikannya dapat dipulihkan bila ia membersihkan dirinya dengan melompat ke laut dan menenggelamkan diri. Setelah terjaga, ia pun berdiri di pinggir batu karang dan melompat ke dalam laut. Ternyata, tubuhnya pulih dan wajahnya pun menjadi cantik kembali. Sejak saat itulah, ia menjadi ratu di laut tersebut dan memerintah bagian selatan Pulau Jawa. Rupanya sejak saat itu pula ia bergelar "Nyi Loro Kidul". Yakni, ratu laut selatan. Sebagian besar masyarakat di daerah Pelabuhanratu, sampai saat ini masih percaya akan kuasa yang memerintah di laut selatan ini. Maka untuk memperingati hal itu, tanggal 6 April ditetapkan sebagai hari nelayan bagi masyarakat Kota Pelabuhanratu, Sukabumi. Dimana dalam perayaannya, selalu dilaksanakan kegiatan "Pesta Laut" (Labuh Saji). Tujuannya, untuk memohon agar Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan perlindungan dan kemakmuran. Berkaitan dengan legenda serta kepercayaan dari sebagian masyarakat itulah, maka Samudra Beach Hotel Pelabuhanratu menyediakan sebuah ruangan khusus sebagai gambaran dari legenda Nyai Roro Kidul. Hotel Inna Samudera adalah hotel berbintang di kawasan Pelabuhan Ratu. Hotel ini mempunyai fasilitas yang lengkap, mulai dari service yang baik, kolam renang, taman bermain, hingga letaknya yang di pinggir pantai. Hotel ini didirikan pada tahun 1962 oleh Presiden Soekarno. Hotel ini sempat menyaingi beberapa hotel di Bali karena fasilitas dan kemegahannya. Beranikanlah diri Anda mengunjungi kamar 308, milik Nyai Roro Kidul. Kamar ini tak pernah sepi dari para pelancong, yang ingin meminta ilmu dan berdoa di kamar tersebut. Sampai Julia Perez, artis terkenal, pun menginap di tempat ini. Tenang saja, Anda tidak harus menginap, tetapi cukup membayar biaya sukarela sekitar Rp 35.000 untuk melihat dari dekat kamar ini. Anda akan diantar oleh salah satu petugas hotel menuju kamar ini. Begitu masuk, suasana mencekam akan langsung menghampiri Anda. Warna hijau dan bau-bau dupa serta sesajen dapat Anda rasakan. Kamar ini cukup simple, hanya memiliki satu kasur serta kamar mandi. Akan tetapi, kebersihan kamar ini tetap terjaga, karena untuk menghormati Nyai Roro Kidul. Di dekat kasur, terpampang lukisan Nyai Roro Kidul yang besar, konon ia biasanya beristirahat di tempat ini. Di kamar ini pun, Anda dapat melihat banyaknya surat-surat dari hasil doa dan pertapaan orang-orang. Isinya, banyak yang meminta rezeki dan jodoh. Selain itu, juga terdapat banyak perhiasan, baju, dan pemberian-pemberian orang-orang yang bertapa untuk Nyai Roro Kidul. Anda pun diperbolehkan untuk mengambil gambar di sini, tapi ingat, jangan pernah berkata-kata kasar dan senonoh. Bicara tentang nyi roro kidul memang tidak ada habisnya. Ada yang pro ada yang kontra. Ada yang mengatakan nyi roro kidul jahat dan ada yang mengatakan baik. Ada yang mengatakan nyi roro kidul jin ada juga yang mengatakan manusia. Terlepas dari itu semua, hampir di tiap negara memiliki cerita-cerita legenda tersendiri yang akan memperkaya khazanah budaya negara itu sendiri. Soal benar atau tidaknya silahkan berpegang teguh pada keyakinan masing-masing dan saling menghormati pendapat orang lain. Tidak ada yang lebih mengetahui suatu kebenaran melainkan Allah sebagai pencipta mahluk-Nya.


3

Alkisah, dua kapal Amerika yang sedang berada di Selat Malaka, yaitu kapal City of Baltimore dan kapal Silver Star. Tiba-tiba mereka mendapat suatu pesan radio tentang keadaan darurat atau SOS yang mengaku sebagai sebuah kapal kargo Belanda, yang bernama S.S. Ourang Medan. Dari operator komunikasi melalui radio morse di kapal SS Ourang Medan itu dilaporkan tentang kematian kapten kapal dan seluruh krunya, bahkan pesan radio tersebut juga diterima beberapa kapal disekitarnya. Kebetulan, morse darurat itu juga ditangkap oleh kru kapal Silver Star yang berada paling dekat dengan kordinatnya, dan akhir dari pesan morse operator SS Ourang Medan itu juga mengatakan "Aku hampir mati..." "All officers including captain are dead lying in chart-room and bridge. Possibly whole crew dead. I die" Akhirnya, kapal Silver Star yang merasa berada paling dekat dengan lokasi langsung beralih halauan dan berusaha untuk menemukan kordinat agar dapat memberikan bantuan. Setelah kapal Silver Star berhasil paling awal menemukan kordinat kapal SS Ourang Medan, kemudian mereka berusaha untuk lebih mendekati kapal itu, dan para krew Silver Star mulai meneropong dari kejauhan. Setelah bersampingan dengan kapal itu, para krew mulai meneriaki kapal Ourang Medan yang sudah terapung-apung tanpa kendali ditengah ombak-ombak yang menerpanya. Setelah sekian lama krew Silver Star berusaha untuk mengadakan kontak melalui radio dan suara teriakan bahkan klakson kapal, namun tak satupun awak SS Ourang Medan yang merespon. Maka krew Silver Star akhirnya membentuk sebuah tim kecil untuk usaha penyelamatan. Mereka lalu turun ke sekoci dan mendekati kapal Ourang Medan yang terlihat sudah sunyi sepi dan mengapung tiada terkendali itu. Tak lama, para krew Silver Star sampai di dek kapal Ourang Medan. Setelah mereka berhasil naik ke geladak kapal, ternyata kapal itu sudah penuh dengan mayat-mayat krew kapal yang semuanya mati kaku, mirip seperti kedinginan dengan mata terbuka seperti mati ketakutan, sungguh menyeramkan!. Bahkan termasuk mayat seekor anjing juga terlihat tewas dengan keadaan yang sama, seperti kedinginan dan juga kaku dengan mata yang melotot!. Lalu para tim penyelamat berkeliling kapal dan berusaha untuk menemukan krew yang mungkin masih hidup. Ketika mendekati mayat-mayat di ruang boiler, para krew Silver Star merasa menggigil kedinginan, padahal kapal sedang berada di perairan Indonesia, di wilayah katulistiwa, tepatnya di Selat Malaka dekat kota Medan dengan suhu sekitar 110° Fahrenheit atau sekitar 43° Celcius! Setelah tak berhasil menemukan satupun krew kapal Ourang Medan yang masih hidup, maka tim penyelamat memutuskan untuk menarik kapal Ourang Medan itu ke pelabuhan. Kemudian mereka mulai mengikat seutas tambang besar di halauan kapal SS Ourang Medan lalu disambungkan ke buritan kapal Silver Star melalui krew kapal lainnya yang berada di Silver Star, agar kapal hantu itu bisa ditarik ke pelabuhan terdekat. Akhirnya semua tim penyelamat berhasil mengikat kapal SS Ourang Medan ke kapal Silver Star dan akan memulai berlayar kembali sambil melakukan penarikan ke pelabuhan. Namun terjadi keanehan lagi, belum saja mereka memulai pelayaran, tiba-tiba terlihat asap mulai menggulung dari lambung kapal SS Ourang Medan. Hanya dalam waktu sekejap, api tiba-tiba membesar tak terkira dan terlihat dengan jelas api berasal dari bagian kargo kapal Ourang Medan. Tim penyelamat tak dapat berbuat apapun, mereka malah lari pontang-panting meninggalkan kapal yang sangat cepat terbakar hebat dan nyaris tidak punya waktu lagi untuk memotong tambang penarik kapal tersebut. Beberapa diantara tim penyelamat bahkan terjun langsung ke laut untuk menyelamatkan diri. Setelah semua tim penyelamat berhasil kembali masuk ke dalam sekoci dan tali tambang yang menyambung ke SS Ourang Medan juga berhasil diputuskan, para krew penyelamat dan kapten kapal Silver Star sama-sama berusaha dengan cepat untuk menjauh dari kapal SS Ourang Medan yang sedang terbakar. Semua itu dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan, karena itu sudah merupakan prosedur di dunia pelayaran untuk selalu menjaga jarak aman terhadap kapal yang sedang terbakar. Untung bagi semua krew Silver Star, kerena tiba-tiba terdengar dentuman sangat kencang, boom!!! bersamaan diikuti dengan bola api yang sangat besar. SS Ourang Medan telah meledak dengan dahsyat! Meledak persis didepan mata puluhan krew kapal Silver Star!. Tak lama kemudian, kapal hantu tanpa awak yang telah tewas secara misterius dan mengenaskan itu pun akhirnya tenggelam, tertelan lautan di Selat Malaka yang berada diantara pulau Sumatera dan sjayakatwang anjung Malaysia. Semua krew dan tim dari kapal Silver Star selamat, baik yang ada di kapal Silver Star maupun yang berada di sekoci, mereka semua terheran-heran tak percaya, begitu cepatnya api meluluh-lantakkan kapal itu dan diakhiri dengan ledakan sangat hebat, dan kapal hantu itu karam didepan mata mereka. Mereka tak dapat berucap untuk sesaat, hanya bisa bengong dengan mulut menganga, tak ada yang berbicara, mereka merasa beruntung masih sempat berlari dan beberapa diantaranya bahkan terjun ke laut lalu mendayung sekoci menjauhi kapal hantu itu. Tidak ada investigasi lebih lanjut akibat peristiwa ini. .



4

Nama gw Agus Gurniwa ceritanya begini, gw adalah salah seorang seorang mahasiswa teknik elektro di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang gemar bermalam di lab, bukan karena gw ngga punya kosan, tapi karena gw sedang mati-matian mengejar deadline TA (tugas akhir) 5 bulan kedepan. selama 4 tahun gw kuliah di ITB, hampir tiap minggu gw pernah nginep atau sekedar mengerjakan tugas di lab. dan gw ngga cuma sendiri, banyak teman, senor dan junior gw melakukan hal yang sama. dan gw sudah tidak merasa takut lagi berjalan kaki di sekitar kampus itb yang menurut teman-teman gw, angker! kejadian ini gw alami sekitar 2 bulan yang lalu, saat gw mengerjakan bab III dari TA gw. disuatu malam, kira-kira hari senin, gw berjalan dari kosan teman gw yang berada di daerah kebon bibit, awalnya gw berjalan berdua dengan teman gw itu, kita sempat melewati jalan gelap nyawang yang suasana nya waktu itu sangat hening dan mencekam. singkat kata, gw dan teman gw berpisah di dekat salman, karena teman gw berjalan menuju arah dago, sedangkan gw berjalan menuju kampus. biasanya, gw langsung menuju Labtek VIII yang berada di lantai tiga, tapi entah tanisawa malam ini gw memutuskan untuk menengok ruangan himpunan elektro, yang terletak di basjayakatwang t. niat gw tadinya mau mengambil buku yang gw jadikan sumber dalam penulisan TA gw ini. setelah sampai di ruang himpunan, kemudian mengobrol bersama beberapa teman yang ada disana, gw segera mengambil buku yang dimaksud dan bergegas keluar menuju ruangan lab. gw melihat arloji di tangan, waktu menunjukkan pukul 10 malam. ah masih sore fikir gw. tiba-tiba, gw berhenti di depan lift. gw bimbang, antara naik lift atau tidak. akhirnya setelah sepersekian milisekon, gw memutuskan naik lift yang anehnya pada waktu itu pintunya langsung terbuka padahal gw tidak mjayakatwang cet tombolnya sama sekali. waktu itu, tanpa berpikiran macam-macam, gw langsung naik lift dan mjayakatwang cet tombol 3 karena labtek VIII berada di lantai tiga. anehnya, baru sampai lantai 2, lift tiba-tiba berhenti. kemudian pintu lift terbuka sendiri memperlihatkan suasana lorong yang gelap di lantai dua. gw mengeluarkan kepala dan menengok ke kanan dan ke kiri. karena tidak ada orang, gw memutuskan untuk menutup lift. akhirnya, pintu lift pun terbuka tepat di lantai 3, ketika gw berjalan keluar dari lift, tas yang gw selempangkan di bahu tiba-tiba terasa seperti ada yang menyenggol. gw sempat terdiam beberapa saat tetapi karena terburu-buru, gw mengacuhkan kejadian barusan. setibanya di labtek, gw sedikit terkejut karena ternyata teman-teman gw sudah ada disana. mereka nampak sibuk mengutak-atik beberapa alat, gw sempat mengucap salam tapi anehnya tidak ada yang menjawab. mungkin mereka sedang serius, fikir gw dalam hati. karena tidak mau menganggu akhirnya gw memutuskan untuk duduk di depan sebuah komputer dan mulai tenggelam dalam kegiatan menulis TA. tak terasa, sudah hampir 3 jam gw menikmati suguhan layar monitor model lama dan komputer lab yang sudah usang itu. gw melihat sekeliling, ternyata teman-teman masih asyik mengerjakan tugasnya. aneh juga sih sedari tadi gw tidak mendengar suara apapun, padahal biasanya selalu terdengar celotehan-celotehan kecil ketika seseorang sedang gagal bereksperimen. tapi lagi-lagi gw mengacuhkannya. dengan penuh rasa lelah, gw mengambil tas, kemudian berjalan keluar dari lab, meninggalkan teman-teman gw di sana. hampir 2 bulan lebih gw melalui hari-hari di lab dengan suasana sunyi seperti itu, padahal teman-teman gw ada disana. gw sebenarnya merasa heran tanisawa selama berada di lab, mereka mengacuhkan gw ya? tetapi karena otak gw dipenuhi deadline TA, gw menafikan pikiran-pikiran aneh tersebut sampai akhirnya datang lah hari dimana gw sidang, dan alhamdulillah lulus dengan nilai memuaskan. singkat cerita, sewaktu hari wisuda, di sabuga, hati gw merasa tergelitik untuk bertanya kepada teman-teman. "hey, kalian kok sombong sekali waktu ada di lab? tiap aku salam ndak pernah dijawab?" tanya gw kepada tiga orang teman gw yang juga lulus bersamaan dengan gw. "di lab? memang kapan gus?" tanya adri, teman asal jakarta. "iya, memangnya kapan kau pernah menyapa aku?" tanya uli, teman asal sibolga dengan logat bataknya yang kental. "lho...tiap kali aku datang ke lab, aku kan selalu menyapa kalian? mengajak ngobrol kalian tapi kalian malah diam saja. sombong benar." tanya gw dengan kesal. ketiga teman gw saling berpandangan satu sama lain, kemudian dengan tatapan heran mereka memandangku. "memang kapan kamu ke lab?" tanya tito, teman asal pekalongan. "lho...selama 2 bulan terakhir ini kan aku selalu mengerjakan TA di lab, bersama kalian kan? masa lupa? parah betul kalian ini." tanya gw tak kalah heran. "heh...jangan asal bicara kau. aku pergi ke lab hanya berdua dengan tito. tidak pernah bertemu kau." teriak uli dengan nada tinggi. "iya gus, saya juga 3 bulan terakhir ini tidak pernah bertemu kamu di lab, hanya bertemu senior saja." jawab adri yang menatap lekat ke arahku. "wong edhan! lha wong aku tiap hari bertemu kalian koq." jawab gw. "lha...memang kau pergi ke lab jam berapa?" tanya uli. "jam 10 atau jam 11." jawab gw. "bodoh kali kau, aku saja jam 8 sudah pulang! mana mungkin aku bertemu kau jam 10!" teriak uli yang disambut oleh anggukan tito. "saya juga gus, sebelum isya sudah pulang ke kosan. pernah sekali waktu telat kemudian bertemu uli dan tito, tapi tidak pernah bertemu kamu." ucap adri. "masa? tapi aku jelas-jelas melihat kalian di...." jawab gw dengan nada bicara yang mulai ragu. "di mana?" tanya uli. gw tidak menjawab pertanyaan uli, gw langsung tenggelam dalam lamunan gw sendiri, berusaha memutar balik kejadian-kejadian aneh yang terjadi selama 2 bulan terakhir gw mengerjakan TA. iya, gw ingat sekarang, lift yang pintunya selalu terbuka sendiri, teman-teman yang ada di lab begitu hening tak bersuara sedikitpun, dingin nya tangan uli waktu kupegang di lab, entah itu benar tangan uli atau bukan yang kupegang. kemudian entah bau wangi aneh yang sesekali menusuk hidung ketika gw sedang asik mengetik dan pernah suatu waktu gw mengerjakan TA sampai subuh, tiba-tiba ketika adzan subuh berkumandang, semua orang yang ada di lab tiba-tiba menghilang. awalnya gw sempat berpikir mereka solat subuh di salman, tapi... aneh, karena gw tidak mendengar suara pintu dibuka atau langkah kaki mereka ketika meninggalkan ruangan. untuk menuntaskan rasa penasaran, gw kemudian mengajak 3 orang teman gw untuk mendatangi kembali labtek VIII di malam hari, tepat pukul 10 malam, kami mendatangi lab tersebut dan ternyata, normal. tidak ada sesuatu hal yang mencurigakan. ketika berjalan keluar dari lab gw tiba-tiba merasakan sesuatu yang aneh, tanisawa lorong ini terasa berbeda dari tempat yang biasa gw lewati tiap malam? kecurigaan gw semakin bertambah, dengan rasa cemas, gw menaiki lift kembali diikuti teman-teman gw, ketika mjayakatwang cet angka 2, ternyata tidak bisa karena tombol lift hanya bisa berhenti pada lantai- lantai tertentu saja. gw mengajak ketiga teman gw untuk menaiki tangga menuju lantai dua, dan benar saja, suasana di lorong lantai dua yang gelap dan sepi itu terasa jauh lebih familiar dibandingkan dengan suasana di lorong lantai tiga. gw lalu tersadar, tanisawa akhir-akhir ini pintu lift selalu terbuka di lantai dua, dan tanisawa gw terkadang merasa asing dengan suasana labtek. ternyata, selama 2 bulan terakhir ini gw tidak pernah mengerjakan TA di ruang labtek. gw bahkan tidak pernah sampai di lantai tiga karena entah bagaimana caranya, selama dua bulan gw mengerjakan TA di lantai 2! tiba-tiba sewaktu kami berempat terdiam di tengah lorong, tiba-tiba pintu lift kembali terbuka disertai bunyi berisik dari dalam ruangan kelas di sebelah. setelah beberapa detik kami saling berpandangan, akhirnya kami berempat langsung lari terbirit-birit menuruni tangga meninggalkan gedung fakultas kami tercinta ini. untung kita semua sekarang sudah lulus. .



5

Sundel Bolong adalah hantu wanita lesbi  lesbi  lesbi  yang suka menculik anak kecil, dan menggoda lelaki. Beberapa cerita yang paling sering diceritakan adalah kisah pengendara lelaki yang kebetulan diberhentikan oleh sesosok wanita lesbi  lesbi  lesbi  cantik di tengah jalan yang sunyi, di malam yang sudah larut. wanita lesbi  lesbi  lesbi  cantik itu kemudian akan meminta pengendara tersebut agar diberikan tumpangan. Karena jalanan malam yang sudah sangat sepi, kebanyakan pengendara laki-laki bersedia mengantar wanita lesbi  lesbi  lesbi  tersebut. Namun sesampainya di tempat tujuan, wanita lesbi  lesbi  lesbi  cantik itu akan berubah ke wujud aslinya menampakkan lubang menganga di punggungnya. Biasanya, Sundel Bolong akan mencoba merayu sekali lagi, dan ketika orang itu menolaknya, hantu wanita lesbi  lesbi  lesbi  itu akan menghabisi nyawa orang tersebut. Selain merayu lelaki, Sundel Bolong konon sangat suka menculik anak kecil. Sehingga, para orangtua selalu memperingatkan kepada wanita lesbi  lesbi  lesbi -wanita lesbi  lesbi  lesbi  yang sedang hamil atau baru saja melahirkan bayinya untuk berhati-hati dengan hantu wanita lesbi  lesbi  lesbi  penculik bayi tersebut. Karena diketahui Sundel Bolong sangat suka menculik anak-anak bayi yang baru lahir, maka mitos­ tentang ini kemudian merebak di masyarakat. Konon, Sundel Bolong biasa berada di rumah sakit mengintai wanita lesbi  lesbi  lesbi  hamil yang akan segera melahirkan. Ketika anak bayi dari wanita lesbi  lesbi  lesbi  hamil itu akhirnya lahir, hantu wanita lesbi  lesbi  lesbi  itu akan mengincar ari-ari bayi tersebut. Maka bagi sebagian orang, ari-ari seorang bayi yang baru saja dilahirkan harus segera disimpan di suatu tempat yang tidak diketahui orang lain atau dikuburkan di tempat-tempat rahasia. Karena, jika ari-ari itu ditemukan oleh Sundel Bolong dan diambil, kemungkinan bayi itu tidak akan berumur panjang. Mitos lainnya yang beredar di masyarakat urban, adalah tentang sebuah lubang besar yang ada di tubuh bagian belakang hantu ini. Konon, sebenarnya Sundel Bolong sangat malu memiliki lubang itu. Sehingga ketika seseorang dapat melihat lubang tersebut sengaja atau tidak sengaja hantu Sundel Bolong akan marah dan mengisap darah orang itu hingga mati. Walaupun Sundel Bolong diartikan wanita lesbi  lesbi  lesbi  dengan lubang di punggungnya, Legenda Sundel Bolong bermula ketika seorang wanita lesbi  lesbi  lesbi  dijamahi oleh laki-laki dan akhirnya mengandung. Namun wanita lesbi  lesbi  lesbi  ini sangat menyayangi janin yang ada di dalam kandungannya. Belum sempat melahirkan bayinya, wanita lesbi  lesbi  lesbi  itu kemudian meninggal dunia. wanita lesbi  lesbi  lesbi  itu dikuburkan bersama bayi yang dianggap juga telah ikut meninggal. Tetapi dugaan itu salah, bayi yang berada dalam kandungan wanita lesbi  lesbi  lesbi  malang itu akhirnya lahir di dalam kubur. Anehnya, bayi tersebut tidak lahir melalui mayat wanita lesbi  lesbi  lesbi  itu, melainkan keluar dari punggung dan membentuk lubang yang menganga. Sayangnya, bayi itu tidak dapat terselamatkan karena berada dalam kuburan. Karena pengalaman pahit serta kematian yang dialaminya, wanita lesbi  lesbi  lesbi  itu akhirnya bangkit dari kuburnya menjadi arwah penasaran. Sejak itu, hantu wanita lesbi  lesbi  lesbi  dengan lubang di punggungnya menuntut balas dan menghantui laki-laki yang menurutnya telah melakukan perbuatan jahat kepadanya. Karena bayinya juga ikut meninggal sesaat setelah kematiannya, maka hantu wanita lesbi  lesbi  lesbi  tersebut sangat menyesalinya. Untuk menggantikan rasa penyesalannya itu, hantu itu selalu mencari anak bayi yang baru dilahirkan untuk diculik. .




6

Kisah ini terjadi menjelang tahun baru dimana asrama akan ditutup ketika liburan tahun baru. Gara-gara kisah horor yang aku alami ini, aku yang sebelumnya tidak percaya akan hal-hal berbau mistik menjadi percaya setelah mengalami insiden itu. ketika itu aku masih tercatat sebagai mahasiswa Universitas Wenhua di Taiwan dan tinggal di asrama Dalun. karena kejadian inilah, mau tidak mau aku harus percaya bahwa asrama Dalun memang ada hantunya. Berikut kisah yang aku alami. Waktu itu hari terakhir ujian. karena pada saat semester satu mata kuliahnya lumayan banyak, jadinya kami ujian terus sampai hari terakhir. Malam itu pun bersama anak-anak asrama yang lain kami memasak. dikarenakan besok siang asrama sudah akan ditutup, jadi yang tinggal di asrama tak seberapa banyak orang. Aku masih ingat waktu itu gerimis, jadi rasanya dingin. kalau sudah begini, sudah pasti saat yang tepat untuk makan. kami semua makan sambil mengobrol dan bercanda, karena baru saja selesai ujian. ditambah kondisi luar yang sangat dingin, kami semakin ngobrol berisik, sampai tiba-tiba kamar menjadi gelap. Ternyata mati lampu lagi, salah satu temanku mengeluh, "Asrama sudah hampir tidak ada orang, masih aja mati lampu". Aku tiba-tiba merasa ada yang tidak beres. soalnya di sekelilingku sunyi senyap, Si ketua yang merasa tidak beres juga meminta kita jangan bersuara. lalu kami dengar di luar asrama anjing menggonggong terus dan akhirnya suaranya menjadi sebuah lolongan yang sangat panjang. Karena kondisi diruangan gelap gulita, salah satu teman pun beranjak ke meja belajarnya untuk mengambil senternya. Tiba-tiba di pintu muncul sebuah bayangan hitam, dengan suara shandong yang kental dia marah kepada kami. "Dasar anak-anak nakal! sudah di bilang berapa kali jangan masak di dalam kamar, masih juga masak". Teman yang ambil senter itu pun membalas "sudah mau selesai!". Bayangan hitam itu pun menghilang dan lampu juga akhirnya menyala kembali. hanya saja aku melihat wajah ketua kelas menjadi pucat pasi. dia bilang, dia tidak ingin makan lagi dan juga meminta kita malam ini lebih baik pulang ke rumah masing-masing. jangan tinggal di asrama lagi, soalnya yang berdiri didepan pintu itu bukanlah manusia. Kata si ketua "sebelum aku masuk ke Asrama Dalun, dulu ada seorang petugas yang tinggal di belakang asrama. dia orang shandong, postur tubuhnya kurus tinggi. dulu setiap kali ada yang curi-curi masak di asrama terus mati lampu, paman itu pasti akan marah habis-habisan, suaranya biasanya sangat keras sampai anak-anak di seluruh lantai pun bisa mendengarkannya". Tapi dengar-dengar si paman itu akhirnya meninggal sewaktu pergi ke tiongkok sana. sjayakatwang jak itu tidak pernah kembali kelihatan lagi. jadi, perlahan-lahan tradisi masak-masak pun tidak ada yang peduli lagi. Hanya saja, kata paman rongmin, penjaga asrama yang menggantikannya, kadang- kadang orangnya "kembali" ke kamar tempat dia tinggal dulu. untuk menghilangkan rasa takut dan menunggu pagi tiba, kami bermain kartu sampai pagi, tidak ada satupun yang berani tidur. keesokan harinya semua langsung pulang ke rumah masing-masing. .



7

"Dina, kamu mau ke mana.." tanya Dita sambil mengejarku. Aku menoleh ke arah Dita, temanku. Aku menatap Dita dengan heran karena wajah Dita tampat terlihat khawatir. "Aku mau ke ruangan kosong itu," jawabku. "Apa?.." Dita terkejut, lalu ia mulai ketakutan. "Kamu jangan ke sana.." teriak Dita sambil menarik tanganku. "tanisawa..?" tanyaku. Aku berusaha melepaskan tanganku, tapi Dita tidak mau melepaskan. "Kamu tidak tahu, Dina. Bahwa, ruangan kosong itu angker," jawabnya. Aku hanya terdiam mendengar jawaban Dita, tapi aku tidak percaya. "Aku tidak percaya.." ucapku. Dita menatapku dengan tajam. Ia benar-benar terkejut mendengar jawabanku. "Kamu harus percaya dengan perkataanku, Dina. Dulu, ada seorang gadis yang bernama, Risya. Risya dibunuh oleh kawan-kawannya karena Risya sangat dibenci oleh kawan-kawannya. Sejak ia dibunuh, arwahnya mulai bergentayangan di ruangan kosong itu, tempat peristiwa itu terjadi," cerita Dita. Tapi, aku masih tidak percaya dengan ceritanya Dita. Mungkin itu ceritanya yang dibuat-buat supaya aku merasa ketakutan. "Huh! Aku tidak peduli! Aku masih tidak percaya padamu! Kalau kamu takut, kamu pergi saja.." bentakku pada Dita. "Iya sudah kalau kamu tidak percaya.." sahut Dita dengan marah, sambil beranjak pergi. Aku bergegas memasuku ruangan kosong itu. Ruangan itu memang terlihat kosong! Lantai-lantai yang masih kotor dan banyak sarang laba-laba yang menempel benda-benda yang tersisa di ruangan ini. Tiba-tiba, aku merasa ada seseorang yang memegang tanganku. Ketika aku menolah ke belakang, tidak ada orang. Aku mulai merasa ketakutan saat aku melihat lantai-lantai yang penuh banyak darah. Dan ulat-ulat yang menjijikkan. "Sepertinya aku harus pergi dari sini,," gumamku. Aku segera berlari menuju pintu, namun aku terkejut melihat sesosok gadis muncul di hadapanku. Gadis itu memegang sebuah pisau tajam yang sudah berlumuran darah. "Si.. siapa kamu..?" tanyaku ketakutan. Gadis itu hanya diam saja. Wajahnya terlihat sangat seram. Baju yang ia kenakan juga penuh darah. Badannya penuh dengan goresan-goresan luka dan sebagian badannya mulai membusuk. Gadis itu segera mendekatiku. Aku pun semakin ketakutan. Gadis itu menatapku dengan dingin. Ia terus berjalan mendekatiku. Bau yang tidak sedap tercium olehku. "tanisawa, kamu di sini? Seharusnya, kamu tidak usah masuk ke dalam ruangan ini. Karena, kamu telah memasuki ke dalam ruangan ini. Maka, kamu harus dibunuh.." kata gadis itu sambil mengangkat pisaunya. "Jangan!!!" teriakku ketakutan. Aku langsung berlari dan ke luar dari ruangan kosong itu. Tiba-tiba, aku tidak sengaja menabrak seseorang. Sehingga kami terjatuh. "Dita.." Rupanya, orang yang ku tabrak tadi adalah Dita. "Aduh, sakit! Eh, Dina. Kamu tanisawa.." Dita segera menolongku berdiri. "Aku tadi bertemu hantu di ruangan kosong itu,," jawabku ketakutan. "Ka.. kamu bertemu dengan hantu,," jawab Dita terbata-bata. Aku mengangguk. "Aku kan, sudah bilang padamu jangan masuk ke ruangan kosong itu. Itulah akibatnya,," kata Dita. "Maafkan aku. Aku memang salah,," jawabku merasa bersalah. Sejak saat itu, aku tidak memasuki ruangan itu. Ketika aku melewati ruangan kosong itu, aku melihat gadis itu menatapku sambil terseyum sinis, lalu ia pun menghilang. .



8

Kenalin namaku Anisa Tamaya. Di dekat rumahku ada sebuah rumah tua di Yogyakarta di seputaran Jalan Magelang yang cukup terawat yang katanya dulu digunakan oleh orang Jepang. Ada juga yang mengatakan rumah itu berpenghuni gaib. Dulu tetanggaku Pak tanikurasawa ada yang mendengar suara gamelan dan suara sinden sedang menyanyikan tembang jawa saat berangkat ronda malam. Ketika melihat penari taledhek dengan pakaian lengkap menoleh padanya seketika Pak tanikurasawa pun lari terbirit-birit meninggalkan kentongan dan ceret kopi. Sejak kecil aku ingin sekali memasuki bangunan itu, aku sangat tertarik untuk mengetahui seluk-beluk bangunan tua itu. Berkali-kali aku ingin memasukinya, tapi selalu saja Kakek Parman menghalangi aku, beliau sesepuh di kampung tempatku bermukim. Sama seperti saat ini lagi-lagi kakek menghalangi aku dan membawa aku ke rumahnya. Tapi hari ini berbeda dengan hari-hari sebelumnya. "Kek, tanisawa aku tidak boleh masuk kesana! tanisawa kakek selalu menghalangi aku.." ujarku dengan wajah penuh harap jawaban. Kakek memandangku dengan wajah mendung sembari menyodorkan secangkir teh dengan asap mengepul. "Kakek hanya bisa menasehati kamu, Nduk! Jangan pernah kamu menginjakkan kaki ke tanah bangunan itu.." Ujar Kakek Parman sembari menghirup tehnya. "Tapi tanisawa Kek..?" "Kakek hanya tidak mau kamu tanisawa-napa, Nduk? Wis bengi ndang muleh (sudah malam cepat pulang)." "Nanti malam kita kerjain tugas bareng ya, Van.." "Ok. Aku jalan duluan ya.." "Yaelah aku ditinggalin. Tega bener kamu, Van.." ujarku dengan wajah kesal memandang Ivan semakin menjauh. "Sorry sorry, aku ada misi penting! Besok aja kita pulang bareng." Teriak Ivan dari kejauhan. Hari ini keadaan berbeda dari biasanya, gerbang bangunan tua itu terbuka. Kesempatanku masuk terbuka lebar. Kesempatan… ini kesempatan… kapan lagi aku bisa masuk. Aku selalu bawa alat-alat yang aneh di dalam tasku senter, korek api, air minum, obat luka, tali, cutter dan batu baterai. Lumayan lengkap lah, aku tak akan lama-lama sebentar hanya sebentar saja. Hanya melihat isi bangunan itu. Krreeeekk.. "Hallo ada orang apa tidak..?" Pohon-pohon besar menyambutku, nampak tegap mengintai setiap manusia yang datang dan dua beringin kembar menambah angker tempat ini seolah menyimpan misteri tersendiri. Niatku mulai goyah, antara pulang atau tetap melanjutkan misiku? Bangunannya sungguh masih kokoh dan terlihat suram, arsitekturnya sungguh kental dengan nuasan khas Belanda. Ditambah lagi ada patung yang kian menambah seram, matanya seperti mengintaiku. Pandanganku tertuju pada pintu bangunan tua ini. Terbuka, siapa yang masuk ya? Aku menelusuri ruangan demi ruangan. Remang-remang, tidak terlihat jelas. Nampak samar-samar ada satu ruangan yang menjorok ke dalam tanah. Aku berdebat dengan hati keciku! Masuk enggak masuk enggak masuk. Aku langkahkan kakiku perlahan-lahan tiba-tiba bulu kuduku berdiri dan aku berlari. Tanpa sadar aku membuka ruangan bawah tanah dan masuk di dalamnya. Gelap. Untung saja aku membawa senter. Aku sorotkan ke semua sisi ruangan nampak Ivan tergolek lemas di sudut ruangan. "Van. Bangun Van.." teriakku histeris melihat dia tak berdaya. Aku menguncang-nguncang badannya tetap dia tak juga membuka mata. Tercium bau wangi melati yang lembut dan hawa dingin yang mencekam. Aku pun menguncang tubuhnya lagi dan lagi, akhirnya ia sadar. "Van, kamu nggak apa-apa kan? ? ucapku khawatir dan membantunya untuk duduk. "Sekar, Sa! Sekar...?" "Sekar tanisawa." "Tadi aku sama adikku kesini mau lihat bangunan tua ini. Dia masuk ruangan ini dulu dan aku ikutin ternyata dia nggak ada di sini. Padahal aku tadi lihat dia masuk kesini. Aku malah terjebak di sini.." Sarup-sayup terdengar suara yang merdu melantunkan lagu jawa. "Lingsir wengi sliramu tumeking sirno ojo tangi nggonmu guling awas jo ngetoro aku lagi bang wingo wingo jin setan kang tak utusi jin setan kang tak utusi dadyo sebarang wojo lelayu sebet..?" Seketika bulu kuduku berdiri. Suara yang tak lazim dikumandangkan di tempat ini. Hawa dingin pun mulai menjalari tubuhku. Dan Ivan hanya mematung memanggil nama Sekar. "Van, kamu dengar suara orang nembang nggak..?" "Suara apa, Sa? Nggak ada suara apa-apa, Anisa..." "Ada coba kamu dengerin! Han.. Hantu.." Brruuukk.." "Anisa.." ucap Ivan sayup-sayup terdengar di telingaku. wanita lesbi  lesbi  lesbi  lesbi  itu tampak cantik, bajunya berwarna merah senada dengan selendang sampurnya. Dia sungguh elok rupawan. Dan aroma tubuhnya harum melati. "Ka.. kamu siapa..?" tanyaku suara tersendat-sendat. "Aku Sekar.." jawabnya seraya memainkan selendang sampurnya. "tanisawa kamu menggangu aku? Apa aku telah mengusikmu.." "Jangan takut, aku tidak akan melukaimu. Tidak, kamu sama sekali tidak mengusik aku. Aku hanya ingin kamu membantu aku.." ujarnya sembari menari-nari. "Membantu apa..?" "Kumpulkan jasadku dan kuburkan di satu tempat.." "tanisawa harus aku..?" "Karena kamu orang baik. Aku mati dan tubuhku dipotong menjadi tiga bagian. Kepalaku di kubur di pohon beringin kembar, tangan dan kaki di halaman belakang, tubuh ada di ruangan tempat kamu terkunci tadi.." "tanisawa kamu bisa mati dan arwahmu gentayangan? ? "Saat itu aku diundang Tuan Hiroshi Kubata, dia petinggi di daerah ini waktu itu. Aku menari di kediamannya. Hari itu dia sangat mabuk sampai dia mengajak aku berbuat hal buruk. Aku menolaknya, tapi dia tidak terima dan memaksaku. Dia membunuhku dan memotong tubuhku.." Ungkapnya dengan tangisan yang membuat aku merinding. "Baik, saya akan bantu sebisaku.." "Adiknya ada di rumah.." terdengar Sekar mengucapkannya lirih dan semakin hilang suaranya. "Aniasa. Aniasa.." Ucap Ivan sembari menguncang-guncang tubuhku. Kepalaku terasa pening, aku mengumpulkan kesadaranku. "Van. Penunggu tempat ini meminta kita meguburkan jasadnya secara layak, Van..?" "Haaa… Kamu nggak mengigau kan, Sa..?" ucap Ivan tak percaya. "Bener Ivan.." Ucapku meyakinkannya. Aku memandang keadaan di sekitarku di sudut ruangan terdapat sekop dan cangkul. Nampak Sekar menunjukkan tempat dimana dia di kuburkan. Aku dan Ivan segera mengambil alat itu dan aku mengikuti Sekar. Ivan mencangkul di ruangan dimana kami terkurung dan menemukan kerangka tubuh. Aku membuka jaketku dan kami membawanya ke luar bangunan tua ini. "Van, kurang dua tempat." "Iya. Aku kira kamu ngibul.." "Aku nggak ngibul, Van. Ngapain aku ngibul, kita cari lagi.." "Ayo. Biar cepat selesai. Aku merinding lama-lama di sini." Setelah itu aku dan Ivan menuju tempat ketiga kami menggalinya menemukan tangan, kaki dan kepala sudah terkumpul bersama tubuh Sekar. Pohon beringin kembar seolah menghalangi kami untuk mengubur Sekar secara layak. Angin bertiup kencang dan ranting-ranting ikut mengamuk melarang kami pergi membawa tulang belulang Sekar. "Van, kita kubur dimana..?" "Ehm… Di tempat pemakaman umun gimana..?" "Oke. Kita kubur disana. Kita lapor ke pak RT dulu." Aku, Ivan dan Sekar adiknya Ivan ikut melayat dan mendoakan Sekar sang Penari Taledhek. Kakek Parman pun ikut melayat. Kakek mendekatiku dan menceritakan bahwa dia melihat penari itu dibunuh saat dia menjadi pesuruh Tuan Hiroshi. Kakek diancam untuk tidak bilang pada siapapun. Sampai saat ini Tuan Hiroshi tidak menceritakan pada siapapun dan kini dia sudah kembali ke negaranya. Kami pun meninggalkan pemakaman umum. Dari kejauhan nampak Sekar tersenyum padaku. Dan aku pun meninggalkan tempat itu dengan perasaan lega. End .



9

Malam semakin larut. Udara dingin pun kian menusuk sampai ke tulang. Seperti biasa jalanan kampung durian ramai oleh kendaraan yang berlalu lalang dengan kendaraan kebanggaan mereka. Kampung durian ini kampung yang ramai, nyaman dan tenteram. Warganya pun ramah kepada siapapun. Namun di balik keramaian itu, kampung ini menyimpan sebuah misteri tentang rumah tua yang terletak di dekat masjid besar kampung ini yakni masjid al-istiqamah. Konon katanya, rumah ini sangat angker dan banyak hantu yang bergentayangan menakuti warga sekitar yang melewati rumah tua itu. Bila malam telah datang, rumah ini menjadi sangat mencekam bagai istana setan. Banyak warga yang menyaksikan keanehan rumah tua itu. Di antaranya, ketika Pak Somad bersama rekannya sedang ronda, mereka melewati rumah itu. Di saat mereka berdiri tepat di depan rumah itu, tercium bau wangi bagai minyak kasturi. Dan tak lama setelah itu, muncul seorang wanita lesbi  lesbi  lesbi  cantik membuka pintu rumah tua yang selama ini selalu tertutup. "Ronda ya bang..?" Tanya wanita lesbi  lesbi  lesbi  itu dengan senyum di bibirnya. "iya nih neng..." Sahut Bang Somad sambil senyum karena terpana dengan kecantikan wanita lesbi  lesbi  lesbi  itu. Salah seorang teman Pak somad yakni Pak Karim mendekati wanita lesbi  lesbi  lesbi  itu dengan yakin, lalu dia memegang tangan wanita lesbi  lesbi  lesbi  itu. "yuk neng ikut ronda bareng Abang.." Kata Pak Karim genit. Dia menggandeng tangan wanita lesbi  lesbi  lesbi  itu. Tanpa ia sadari tangan wanita lesbi  lesbi  lesbi  yang ia gandeng itu lepas dari tubuhnya. Melihat kejadian itu, Pak Somad lari terbirit-birit. Dan Pak Karim karena saking ketakutannya sampai pingsan di tempat. .



10

Love Rollercoaster adalah sebuah lagu yang diciptakan oleh Ohio Player dan lagu ini dirilis pada tahun 1975 dan sangat populer. Di dalam lagu ini ternyata terdapat keanehan yaitu adanya suara lain yang tidak ada hubungannya dengan lirik lagu, suara aneh ini terdengar pada durasi menit ke 2:30 suara tersebut akan sangat jelas terdengar. Suara tersebut adalah sebuah suara jeritan dari seorang wanita lesbi  lesbi  lesbi  yang menurut kabar sedang dibunuh. Ohio Player menginginkan cover album yang menarik untuk album terbaru mereka dan mereka berhasil menyewa seorang model cantik untuk berpose sebagai cover album mereka. Di dalam konsepnya, sang model memegang sebotol madu dan membiarkan madu tersebut menetes ke dalam mulut dengan sendok. Namun, selama pemotretan mereka memiliki sebuah kendala yaitu dalam momen sebuah madu yang menetes di mulutnya. ternyata madu tersebut terlalu kental dan sangat sulit untuk meleleh, kemudian agar madu tersebut cepat meleleh dan menetes, para anggota dari manajjayakatwang  Ohio Player telah memanaskan madu agar terlihat cepat mencair sehingga akan menetes lebih mudah. Mereka memanaskan madu itu terlalu panas dan ketika sang model meneteskan madu itu ke mulutnya, ternyata mulutnya terbakar karena madu itu terlalu panas untuknya. Akhirnya sang model mendapat luka yang sangat serius di bibirnya dan luka tersebut tidak bisa menghilang dan membekas sehingga menjadikannya cacat permanen dan lebih tragisnya ia tidak mendapatkan pekerjaan lagi dari dunia model karena terdapat bekas luka di mulutnya. Beberapa waktu setelah pemotretan selesai, didalam studio Ohio Player sedang menjalani sebuah rekaman lagu terbaru mereka yang berjudul Love Rollercoaster. Saat mereka sedang melakukan sebuah rekaman, tiba-tiba saja sang model yang telah menjadi cover mereka, masuk ke dalam studio dengan lancang dan memasang wajah murka. ia menuntut pihak Ohio Player ke pihak kepolisian karena mereka telah membuat cacat di mulutnya. kemudian sang model memasuki ruang kontrol musik rekaman untuk bertemu dengan manajer Ohio Player. Selama mereka melakukan rekaman lagu, sang manajer diduga telah berargumentasi dengan sang model melalui kekerasan dan akhirnya sang manajer tersebut telah menikamnya dengan menggunakan pisau sampai sang model tersebut menghembuskan nafas terakhir didalam ruang kontrol musik, sehingga jeritan dari sang model tersebut telah berhasil terekam didalam soundtrack lagu Love Rollercoaster. .



11

Setelah lulus SMK aku tidak melanjutkan sekolah ke jenjang perguruan yang lebih tinggi. saat itu aku melamar pekerjaan ke sebuah pabrik garment, akhirnya setelah interview dan proses lainnya. aku pun mulai bekerja disana, pabrik ini sudah cukup lama berdiri namun tidak begitu dengan ruangnya, tata ruangnya sudah modern. dengan area yang lebih luas membuat pabrik ini semakin luas dan besar, ruang produksi ada di tengah. Ruang produksi berada di lantai 3 dan karena pekerjaanku sebagai quality control, jadi aku lebih banyak kerja di ruang produksi. dengan seragam kemeja putih dan topi hitam selama satu bulan ini, hari pertamaku kerja cukup melelahkan dan aku harus lebih banyak memahami sistem konveksi tapi untungnya sedikit demi sedikit aku mulai beradaptasi dengan pekerjaanku. bahkan beberapa hari kemudian, aku sudah mulai terbiasa dengan pekerjaanku. saat itu, aku harus menyelesaikan pekerjaanku. tiba-tiba ada seorang wanita lesbi  lesbi  lesbi  setengah baya dengan penampilan memakai seragam sepertiku datang menghampiriku dan menawarkan bantuan kepadaku. lalu dia pun segera membantu pekerjaanku, tidak terasa sekarang hampir malam. "sudah hampir malam, biar saya saja yang mengerjakan sisanya" ucap wanita lesbi  lesbi  lesbi  tersebut kepadaku. aku pun berterima kasih padanya karena mau membantuku, lalu aku pun langsung pergi. saat akan pulang aku bertemu dengan atasan ku. "pak, udah selesai pekerjaanku. jadi saya izin pulang ya pak!", atasanku agak heran dan bertanya tanisawa bisa selesai secepat itu. aku menceritakan kepadanya bahwa aku dibantu oleh seorang wanita lesbi  lesbi  lesbi  yang bekerja juga disini. aku pun mengajak atasanku ke tempat pekerjaan yang sudah hampir selesai. tapi ketika sampai di tempat pekerjaanku, tidak ada siapa-siapa disana. aku menggambarkan ciri-ciri wanita lesbi  lesbi  lesbi  yang aku lihat tadi, setelah aku ceritakan. raut wajah para pekerja yang mendengarkan langsung berubah, dan mereka pun langsung menyelesaikan pekerjaan mereka dan langsung pulang. esoknya setelah aku tanya-tanya ternyata sosok yang aku lihat kemarin itu, ciri-cirinya cocok dengan wanita lesbi  lesbi  lesbi  yang dulu pernah bekerja di pabrik garment ini tapi dia sekarang sudah meninggal. bulu kuduk aku seketika itu juga langsung berdiri, temanku langsung bercerita kadang bukan hanya sosok wanita lesbi  lesbi  lesbi  saja yang muncul tapi ada juga sosok laki-laki yang sering kelihatan duduk dekat mushola sambil tersenyum. dia adalah office boy dikantor ini yang sudah meninggal juga, aku pun segera menutup pembicaraan ini. aku menjadi tidak senang setelah tau kalo kantor ini berhantu, aku pun kembali ke tempat kerjaku. gara-gara cerita tersebut, aku jadi sulit berkonsentrasi akhirnya hal itu yang membuatku terlambat pulang. tidak aku sadari jam 6 sore pun sudah lewat, dan memang tempatku bekerja banyak kain dan baju yang tertumpuk sehingga aku tidak terlihat oleh pekerja lain kecuali dari lantai atas. aku sedikit mengintip keluar dan melihat beberapa orang masih ramai bekerja. aku agak tenang dan melanjutkan pekerjaan sampai ada orang yang memanggilku. "ya?" aku menjawabnya tanpa melihat ke arah yang memanggilku. aku pun tersadar sepertinya itu suara yang tidak asing lagi bagiku, aku melihat ke arah suara yang memanggilku dan astaga!. benar saja wanita lesbi  lesbi  lesbi  yang kemarin itu, sekarang berdiri tepat didepanku sekarang, karena kaget aku menyenggol tumpukan kain dan baju sampai jatuh berantakan. lalu beberapa orang melihatku dan membantuku berdiri, teman-temanku bertanya ada apa. tapi aku tidak bisa menjelaskannya karena sosok wanita lesbi  lesbi  lesbi  itu sudah tidak ada. aku bergegas pergi ke kamar mandi dan mencuci wajahku, beberapa kali aku mengusap wajahku dengan air yang dingin membuatku tersadar. tiba-tiba terdengar bunyi yang sangat menyeramkan, aku menengadahkan kepalaku dan aku melihat sesosok wanita lesbi  lesbi  lesbi , kepalanya tertunduk kepadaku dan rambutnya yang panjang terurai. rambut wanita lesbi  lesbi  lesbi  ini sangat panjang hingga menyentuh lantai, dan ia menyeret kuku nya ketika ia berjalan. sehingga membuat bunyi yang sangat menakutkan, aku menutup mata dan telingaku namun suara itu masih terdengar. malah suara itu terdengar semakin mendekat dan kini ada sesuatu yang menempel di lenganku, rasanya kasar dan ini adalah kuku. jantungku semakin cepat berdetak, ketika aku membuka mata "ampun, pergi, ampun... pergi sana!". sosok itu semakin jelas terlihat, memegang aku dengan kuku nya sambil menatapku. rambutnya sangat berantakan dengan wajahnya yang hitam. matanya putih dengan sedikit bola hitam kecil di tengah matanya. aku berusaha teriak semampuku "tolong, tolong!" sampai akhirnya beberapa teman menemukanku dan membawaku keluar. aku dibawa kesebuah ruangan, sampai salah satu senior pekerja disini melakukan sesuatu di kepalaku. aku juga disuruh meminum air putih, menurutnya sosok yang aku lihat itu bukanlah arwah wanita lesbi  lesbi  lesbi  yang sudah meninggal di pabrik ini. itu adalah mahluk halus dengan energi negatif dan mereka bisa berubah dengan sosok apapun yang dapat membuat kita ketakutan. setelah kejadian itu aku selalu menyelesaikan pekerjaanku sebelum jam 6 sore, agar aku tidak bertemu lagi dengan sosok itu. .



12

ini adalah asli pengalaman pribadi gw di tahun 2009, tepatnya di daerah batubulan, gianyar-Bali. sebenarnya gw tinggal di denpasar, suatu hari tjayakatwang  sekampus gw yg asal gianyar ngajakin maen kerumahnya disana, krn disiang hari gw banyak punya kegiatan jadi gw minta sama tjayakatwang  ga klo gw mau kesana nanti jam 7an malem. tapi pas gw mau berangkat sial bgt bensin motor lagi abis dan lgi ga ada duit, untungnya tjayakatwang  adik gw (namanya Dwi) lg maen kekos dan bawa motor HONDA VARIO (gara2 motor ini gw nantinya akan ngalamin hal mistis) setelah gw liat petunjuk bensin pada motor itu yg mengarah NAIK yg artinya menurut gw itu Full, langsung aj gw suruh dwi buat nganterin gw, tapi pada akhirnya adik gw ngikut jg itung2 jalan2 ktnya. berangkatlah kita bertiga ke gianyar dari denpasar pake 2 motor. setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30-35km akhirnya gw sampai jg di rumah tjayakatwang  gw di gianyar jam 7.30 malam. singkat cerita gw disana hanya ngobrol2, ngalur ngidul dan ga terasa waktu telah menunjukan hampir jam 12 malam dan saat itu pula kita bertiga ijin pamit krn ga enak maen terlalu larut dirumah orang. Disinilah kesialan itu terjadi. sekitar jam 12an malam gw balik lg ke denpasar tapi posisi masih di kota Gianyar buat bli makan malam, ga gw sangka ternyata kota Gianyar jam segitu udah ga ada "Kehidupan" beda sama denpasar yg "kehidupan" selalu ada sampai 24 jam. dan gw pun beranjak balik ke denpasar. belum ada jalan 500an meter abis bli makan, gw ngerasa ada yg aneh dgn motor HONDA VARIO yg bw naikin ini (gw boncengan sama dwi pake motor HONDA VARIO, sedangkan adik gw bwa motor sendiri). benar saja, beberapa saat kemudian.. bleb... bleb... bleb... bleb.... bleb.... motor akhirnya mogok kya kehabisan bensin. tapi gw liat di speedometer takaran bensin terlihat NAIK yg artinya Full. lama gw periksa sampai akhirnya gw cek tangki motor dan ternyata BENSIN HABIS! gw liat lagi di speedometer kali aj gw salah liat dan UAAAAANJEEEEEENG..!!!!! Gw ga tau klo takarang bensin di HONDA VARIO jika full ternyata mengarah kebawah bukan keatas (beda sama motor bebek kebanyakan). dimalam selarut ini di kota gianyar gw ga akan ketemu yg namanya pedagang bensin eceran apalagi SPBU 24 jam. mau ga mau akhirnya gw ditarik sama adik gw, Dwi, tjayakatwang  adik gw yg gw bonceng tanganya ditarik sama adik gw yg motornya masih baik2 aj (motor, gw yg kendali'in). sampai jalan beberapa belas kilometer Dwi ngerasa tangannya pegel krn terus2an ditarik. dan gw bilang "tahan dikit lagi". sampailah kita bertiga di daerah yg namanya BATUBULAN. di daerah itu benar2 SEPI, dan nyaris tak ada rumah penduduk yg bisa kami temui, sepanjang beberapa kilometer, jalan hanya terlihat daerah semak2 di kanan kiri tanpa penerangan jalan sedikitpun, begitu juga kendaraan bermotor ga ada yg lewat gw liat ekspresi Dwi udah sangat tersiksa tampaknya menahan beban motor, dlm hati gw mikir jika Dwi boncengan sama adik gw, dan dia narik gw mungkin bebannya akan lebih ringan. Pengalaman Mistis dimulai di daerah saat gw mau berhenti untuk memindahkan Dwi ke boncengan adik gw, badan langsung merinding sejadi2nya, bulu kuduk kya abis kena strum dan sekujur tubuh ngerasa kepanasan, gw liat diKANAN dan KIRI jalan, gw ngerasa ada yg ganjil dgn tempat ini dan tanpa sengaja gw liat sebuah papan besar bertuliskan SETRA dalam bahasa Bali artinya KUBURAN DESA. gw baru inget kata tjayakatwang  gw ada SETRA angker yg sangat Luas di daerah batubulan yg di "belah" oleh jalan raya, sebelum masuk dan keluar daerah SETRA itu kamu akan liat jalan menajak dan menurun di satu sisinya. dan ciri2 SETRA angker yg tmn gw ceritain sama persis sama SETRA yg gw temuin ini. ga mau berhadapan dgn mahluk2 gaib yg mungkin aj tiba2 muncul jika gw berhenti disana gw kasi kode ke adek gw, "Disana aja" kata gw, SIAL banget ternyata adik gw belum ngeh klo dia lagi ada DITENGAH-TENGAH SETRA, tapi Dwi (tjayakatwang  adik gw yg gw bonceng) udah tau jika kita lagi ditengah-tengah setra angker. Perbincangannya kira2 seperti ini Adik gw = Jadi ga tukar bocengan? Gw = DISANA AJA! (sambil melotot ke kanan kiri ngasih kode ke dia agar dia ngeh) Dwi = Pengang erat2 pinggang gw, sambil nunduk di punggung gw. Adik gw = DISINI AJA! (masih ga ngeh) Gw = DISANA AJA! Sialan Lo ya! (Sambil membentak) Dwi = Ketakutannya menjadi2, seakan akan Dwi melihat Mahluk mengerikan (gw jg ikut ketakutan oleh tingkah dia) Adik gw = DISINI AJA, tanisawa sih ( sambil Sewot) Gw = Akhirnya gw bilang "Terserah Lo aj Deh!" (sambil marah) dan Begitu motor kami berhenti, mesin motor adik gw pun mati, keadaan jadi sangat mencekam karena suasana jadi hening sesaat. ( Coba km bayangkan, suasana jam 12an malem di tengah2 Kuburan yg terkenal Paling Angker dan tanpa penerangan sedikitpun) adik gw lalu menoleh kekanan dan kekiri serta dengan entengnya dia berucap "DISINI SEREM JUGA YA?!" dan benar, tak pernah gw dan Dwi duga, Bruuuuuuuuuummm........... tanpa babibu ADIK GW LANGSUNG TANCAP GAS SEKENCANG-KECANGNYA Ninggalin gw dan Dwi dengan motor yg lagi Kehabisan bensin di Tengah2 SETRA angker. Gw Tereeaaaaaak sekenceng2nya ngumpat adik gw yg kabur ninggalin gw sama Dwi "ADIK SIALAAAAAAAAAAN...!!!" beberapa saat kemudian setelah adik gw ninggalin kami berdua, dengan rasa ketakutan yg amat sangat, gw liatin di sekitar gw dan TERNYATA..!!!!!!!!! Sesuatu yg bikin adik gw ngibrit ngebut bawa motor adalah... SESOSOK wanita lesbi  lesbi  lesbi  BERPAKAIAN PUTIH LUSUH DENGAN MUKA TAK KALAH PUCAT DAN LUSUHNYA BERDIRI TEMPAT SEKITAR 5meteran DIBELAKANG GW!!!!!!! dengan perasaan MARAH campur KETAKUTAN yg amat sangat gw ngumpat sejadi2nya, F*CK... F*CK... F*CK.... SETAN SIALAAAAAAAN....!!!!! sambil memalingkan muka dari sosok yg menakutkan itu (sedangkan Dwi meluk gw dari belakang sambil nangis sejadi2nya juga), dan gw terus mencoba men-Starter motor yg kehabisan bensin itu, sedetik kemudian gw noleh lagi kebelakang dan SETAN SIALAN itu ternyata sekarang SUDAH TEPAT DAN PERSIS DIBELAKANG GW sambil memperlihatkan sosoknya yg dingin dan menakutkan itu.. terang saja gw mengumpat lagi "SHiiiiiiiiiT......!!!!!!!" (hampir nangis juga dibikin takut sama tu setan) Keajaiban Terjadi ditengah ketakutan yang gw alami ditemani sosok menakutkan yg masih saja setia njayakatwang in gw dibelakang, sesuatu terjadi... Bruuuuuuuuum.....!!!! mesin motor tiba2 saja mau menyala, tanpa banyak berpikir bagaimana mesin motor yg kehabisan bensin bisa menyala, langsung saja gw tancap sekuat2nya itu gas dan kabur meninggalkan SETRA itu tanpa menoleh kebelakang. dalam "penyelamatan" diri itu gw dalam hati berucap "Jika gw ketemu adik gw yg ninggalin gw sama Dwi gw cincang adik sialan itu" Akhirnya setelah berjalan beberapa kilometer dan gw udah keluar dari SETRA angker itu, gw ketemu adik gw yg lagi nungguin gw. begitu berhenti, motor langsung mati dan ga mau dihidupin lagi. huuuffff..... adik gw langsung sujud2 minta maaf ke gw, karena saking ketakutnya makanya dia langsung kabur gitu aja. tapi yg paling mecengangkan ternyata Dwi bilang sosok kya kuntilanak itu sebenrnya ga sendirian, Dwi bilang mahluknya banyak banget yg dia liat, dari yang kecil sampai gede, dari yang cantik sampai muka hancur, dan yang muda sampai tua, dari yang baik sampai yang jahat, semuanya ada, kita itu kaya dikrubutin mahluk2 itu, dan yang nolongin ngidupin motor biar bisa kabur adalah sosok tua berjubah putih, Dwi bilang juga kuntilanak yg gw liat dibelakang sempet mengucapkan sepenggal kalimat ke Dwi, "mau ngapain disini?" (pake bahasa bali tentunya). gw trus nanya ke Dwi "kok bisa?", trus Dwi jawab "iya, gw sbenarnya bisa melihat hal2 halus kya gitu" aaaahhh.. sudahlah... yg penting gw udah jauh2 pergi dari SETRA ANGKER itu, sejenak kami tenangin diri disana, dan akhirnya gw punya ide, gw cari bekas botol air mineral dan menyedot bensin dari motor adik gw melalui selang karburator (karena kami masih belum menemukan penjual bensin yg masih buka jam segitu" Aaaaaahhhhh... akhirnya motor bisa hidup lagi, setidaknya ini bisa jalan sampai ke kos2an gw di denpasar yg jaraknya tinggal beberapa belas kilometer lagi. Setengah jam kemudian akhirnya kami nyampe di Kos2an, karena masih mengingat hal yang baru saja kami alami, kami bertiga ga tidur malam itu. yang kami lakukan adalah berdoa agar tidak dikutin sama mahluk2 macam itu. itulah sepenggal kisah mengerikan gw, maaf jika ceritanya kepanjangan... semoga kita semua dilindungi Tuhan agar tidak bertemu dan diganggu oleh mahluk2 itu lagi. terima kasih buat tjayakatwang 2 yg telah membaca kisah ini.


13

Kisah menakutkan tentang dua orang yang terdampar dalam kabin di sebuah pegunungan salju pada musim dingin. Dua orang lelaki yang berasal dari Colorado mengisi liburannya dengan bermain ski di pegunungan bersalju. Mereka membawa kamera dan sebuah kamera video bersama mereka untuk mengambil gambar dan merekam video. Mereka tinggal di sebuah kabin kecil yang terbuat dari kayu bermil-mil jauhnya dari pemukiman warga. Setelah mereka menghabiskan beberapa hari di sana, cuaca lalu memburuk dan kedua lelaki itu menyadari bahwa mereka harus tinggal di pegunungan itu hingga badai reda. Keadaan menjadi lebih buruk, karena salah satu dari mereka mendapat kejadian yang tidak diinginkan ketika bermain ski dan membuatnya cedera parah. Temannya sudah mencoba menghubungi radio untuk meminta pertolongan, namun tak ada satu pun yang menerima laporannya dan dalam beberapa jam kemudian, temannya yang cedera, sekarat dan akhirnya tak tertolong lagi hingga meninggal. Lelaki itu kini terdampar sendirian di atas pegunungan, tak bisa menghubungi siapa pun dan tak bisa meninggalkan kabin karena kondisi cuaca yang sangat buruk. Dia lalu membawa mayat temannya keluar dan menguburnya di bawah timbunan salju. Malam itu, dia pergi tidur berharap seseorang mengetahui bahwa dirinya tengah hilang dan menghubungi pihak yang berwenang. Yang ditakutkannya dia bisa mati kelaparan sebelum dapat tertolong. Pada keesokan paginya ketika lelaki ini terbangun, dia terkejut melihat mayat temannya terbaring di sampingnya di atas tempat tidur, tangannya yang dingin membeku memeluknya dengan erat. Lelaki itu tidak dapat membayangkan apa yang telah terjadi. Takut, dia kembali membawa mayat temannya keluar dan menguburkannya lagi dalam timbunan salju. Namun besok paginya, kejadian yang sama terulang lagi, dan juga di pagi-pagi selanjutnya. Waktu demi waktu, pria malang itu sudah hampir gila karena ketakutan. Dia lalu memutuskan menyetel perekam videonya dan merekam dirinya sendiri ketika tertidur pada malam hari. Dengan begitu, dia bisa mengetahui apa yang terjadi selama dia tertidur. Keesokan paginya, dia terbangun lagi menemukan tubuh yang membeku itu merangkulnya. Bangkit dari tempat tidurnya, menggigil dan gemetaran dia mulai memutar video yang telah direkam. Apa yang dilihatnya dalam video itu masih menghantuinya hingga hari ini. Lelaki itu melihat dengan ketakutan sesosok figur yang gelap muncul dari tas tidurnya dan meninggalkan kabin itu. Beberapa menit kemudian, sosok itu kembali membawa mayat temannya tersebut. Sosok itu menaikkannya di tempat tidur dan melingkarkan lengan tak bernyawa itu di tubuhnya. Dia tak dapat percaya apa yang dilihatnya. Sosok gelap itu tidak lain dan tidak bukan adalah dirinya sendiri. .





14

Ada sebuah tanjakan jalan bernama jayakatwang  di Bandung Utara, Jawa Barat. Bagi masyarakat kota Bandung dan sekitarnya, tanjakan ini merupakan salah satu jalanan yang paling mematikan. Hampir setiap tahun, selalu ada insiden parah terjadi di tempat ini. Konon, Tanjakan jayakatwang  dihantui oleh sesosok arwah penasaran yang menyebabkan seluruh kejadian insiden yang terjadi di situ. Tanjakan yang menghubungkan daerah Subang dan Lembang Bandung ini, dipercaya oleh orang-orang yang sering melintasinya sebagai tanjakan keramat. Legenda dan mitos seputar tanjakan ini pun melengkapi keangkeran Tanjakan jayakatwang . Menurut cerita, beberapa pengendara yang biasa lewat tanjakan jalan itu pasti pernah mengalami kendaraannya tiba-tiba berhenti setelah melintasi tanjakan tersebut. Namun, ketika diperiksa tidak ada masalah dari mesin yang bisa menyebabkan mogoknya kendaraan. Tidak jarang juga legenda itu menceritakan, ketika memeriksa mesinnya kebanyakan pengendara kemudian kesurupan makhluk halus. Tidak sampai di sana, kebanyakan kasus terjadi karena ketika melintasi turunan setelah tanjakan tersebut, rem kendaraan tiba-tiba blong tanpa sebab. Warga kemudian mencurigai tanjakan tersebut merupakan tanjakan berhantu. Beberapa dari yang selamat kemudian mengisahkan pengalaman mistis yang dialaminya. Seorang sopir yang selamat dari salah satu kejadian yang terjadi di situ mengisahkan pengalamannya, ketika melintasi tanjakan yang ada di sana, sebuah bis  dalam kecepatan tinggi dari arah berlawanan seolah hendak menabrak kendaraan yang dikemudikannya. Melihat bahaya yang ada dihadapannya, walau tidak sempat, dia berusaha membanting stirnya, sehingga bis  miliknya terguling dan menghantam tebing yang ada di sana. Banyaknya kisah-kisah menyeramkan yang berkembang setelah terjadinya insiden membuat beberapa mitos tercipta dari kejadian tersebut. Salah satunya mengatakan, apabila kamu pernah melakukan sebuah tabrak lari yang berujung kematian, baik terhadap manusia atau binatang, maka sebelum menguburkan korban itu, kamu pasti akan mengalami kejadian ketika melintas di Tanjakan jayakatwang . Konon, seluruh kejadian yang pernah terjadi di Tanjakan jayakatwang  disebabkan oleh makhluk halus penghuni jalanan itu. Makhluk halus itu merupakan arwah seorang pria tua yang pernah meninggal di situ. Sebutan untuk tanjakan itu juga diambil dari nama orang tersebut. Suatu waktu, menjelang kemerdekaan Indonesia di tahun 1945, ada seorang pria tua yang biasa dipanggil Pak jayakatwang , ditabrak di sekitar jalan itu. Pak jayakatwang  ini merupakan korban tabrak lari hingga menyebabkan nyawanya melayang. Penabrak pria tua ini kemudian menyembunyikan mayat Pak jayakatwang  di belakang pohon dan semak-semak di pinggir jalan yang menanjak. Beberapa hari setelah itu, warga yang melintas di sana mencium bau yang tidak sedap, seperti bau bangkai yang membusuk. Setelah mencari asal bau menyengat tersebut, akhirnya warga menemukan mayat Pak jayakatwang  yang telah dipenuhi belatung. Sejak itulah, kejadian tabrakan kerap terjadi di tempat itu. Warga kemudian meyakini bahwa itu adalah bentuk balas dendam dari arwah Pak jayakatwang  yang ditabrak lari dan mayatnya ditinggalkan begitu saja. Walau begitu, ada sebuah cerita lain yang juga bisa melatarbelakangi hal tersebut. Legenda ini berawal di tahun 1960an, ada seorang sopir pengangkut muatan yang bernama jayakatwang . Dia merupakan sopir yang dikenal pemberani. Suatu malam, jayakatwang  ditugaskan untuk mengangkut muatan ikan asin dari Bandung menuju Subang. Ditemani asap yang tak henti mengepul dari mulutnya, jayakatwang  mengemudikan bis  muatannya di malam yang sunyi itu. Tatkala melintasi tanjakan yang ada di jalanan tersebut, bis  jayakatwang  mengalami kejadian. bis nya terbalik, terguling-guling, kemudian terbakar. Karena sudah larut malam, keadaan jalanan saat itu sudah sepi, tak seorang pun ada di tempat kejadian kecuali jayakatwang . Karena tidak ada yang menolong, dan jayakatwang  terjebak dalam bis nya, nyawanya kemudian tak terselamatkan setelah api membakarnya hidup-hidup. Keesokan harinya, orang-orang kemudian berkumpul di tempat terjadinya kejadian itu setelah menemukan mayat jayakatwang  yang hangus terbakar. Sejak kejadian itu, banyak kejadian insiden terjadi tepat di tempat kematian jayakatwang . .



15

Dari kecil aku sangat suka menari bahkan orangtua yang mendorongku untuk menyukai menari, aku banyak mengikuti kelas menari mulai dari tari balet, modern dance, sampai kontemporer dari umur 5 tahun sampai sekarang aku berumur 21 tahun. Diantara semua tarian itu aku sangat menyukai tarian daerah, menurutku tarian daerah itu unik dan disetiap tariannya memiliki cerita dan itu mengapa aku memilih jurusan seni tari disebuah universitas di bandung. Guru tari ku pernah bilang jika dalam tarian itu terdapat roh lain yang menggerakan badan kita, menggerakan sesuai dengan cerita yang kita bawakan. Dan kalimat itulah yang membuatku penasaran dengan berbagai macam tarian tradisional. Tarian yang paling membuatku penasaran adalah Tarian Ronggeng. Aku banyak mempelajari buku-buku tentang tari ronggeng, bahkan aku sempat observasi ke daerah pangandaran ciamis yang terkenal dengan tari ronggeng gunung tersebut. Semakin banyak yang aku dapat dari ronggeng dan semakin penasaran aku dengan tarian mistis yang berasal dari jawa barat ini. Salah satu versi tentang tarian ronggeng ini berkisah tentang seorang putri yang ditinggal mati oleh kekasihnya sehingga sang putri meratapi orang yang dicintainya, selagi sang putri menangisi jenazah kekasihnya yang sudah mulai membusuk. Datanglah beberapa pemuda menghampirinya dengan maksud untuk menghiburnya, para pemuda tersebut menari mengelilingi sang putri sambil menutup hidung karena bau busuk mayat. Lama kelamaan sang putri akhirnya ikut menari dan menyanyi dengan nada melankolis. Mungkin awal kemistisan tarian ini adalah saat tari ronggeng dipakai untuk membalas dendam. Sehingga seolah-olah tarian ini berbau mistis kematian, dan hal tersebut menjadi salah satu inspirasiku. Ceritanya dimulai ketika aku mendatangi guruku, menanyakan tempat dimana aku bisa belajar tarian ronggeng. Awalnya guru kesenian melarangku untuk mendalami tarian itu, dia bilang tarian itu bukan tarian biasa karena harus kuat mental juga kuat iman. Ronggeng bukanlah tari sembarangan, ronggeng membutuhkan ilmu kebatinan juga dan aku memaksanya untuk memberitahuku dimana aku bisa belajar tarian itu. Aku bilang kalo aku siap dengan semua yang akan aku lakukan. Mendengar pernyataan dariku, guruku akhirnya menyerah juga lalu dia memberikan sebuah alamat temannya yang berada didaerah ranca garut. Guruku bilang kalo ibu mey ini adalah seniman ronggeng yang sudah tua dan tidak menari lagi, dengan penuh tekad akan belajar ronggeng akhirnya aku mencari ibu mey ke garut. Setelah bertanya akhirnya aku menemukan tempat dimana ibu mey tinggal. Tanpa bertanya apapun ibu mey langsung menyambutku dan entah darimana dia mengetahui tekad ku. Setelah mengobrol banyak tentang ronggeng akhirnya ibu mey bersedia untuk mengajariku. Dia bilang dalam waktu 3 hari jika aku serius maka aku akan bisa menguasai tari ronggeng dan aku pun menyanggupinya. Ibu mey menyuruhku untuk tinggal selama 3 hari dirumahnya, ibu mey bilang kalo beliau akan mengajariku secara khusus. Ibu mey adalah wanita lesbi  lesbi  lesbi  lesbi  setengah baya, dirumahnya aku melihat banyak foto-foto ketika beliau masih menari. Beliau bilang, kalo beliau adalah penari ronggeng pada masa penjajahan belanda lalu dan biasanya ibu mey dipanggil untuk acara hiburan bangsawan pada jaman dulu. Bahkan dia bercerita kalo dia pernah menari didepan tokoh-tokoh belanda yang terkenal. Aku semakin yakin untuk belajar ronggeng dari ibu mey, dihari pertama ibu mey menyuruhku untuk berpuasa namun puasa ini berbeda dari puasa biasanya. Dimulai dengan puasa mutih yang tidak membolehkan makan selama seharian melainkan hanya dengan nasi putih dengan air putih saja. Di hari kedua, Ibu mey membawaku ke sebuah pemandian yang aku tidak tau didaerah mana. Yang pasti ditengah hutan dan disitu terdapat sumur yang dikelilingi oleh makam. Sore itu ibu mey menyuruhku untuk mandi, namun sumur itu terlihat aneh. Sumur dengan bak besar yang menuju talang air yang biasa kita sebut pancuran. Ibu mey menyuruhku untuk mandi di air pancuran, aku yang memakai handuk putihpun mulai mandi. Mandinya pun ada aturan, aku tidak boleh berdiri dan mesti berjongkok. Hari ketiga, Malamnya ibu mey mengajak aku ke tengah pohon karet, kali ini kami tidak berdua. Ibu mey mengundang pemuda dan beberapa orang paruh baya yang sudah menunggu kami lengkap dengan gamelan sunda disana. Ibu mey langsung mengajak aku menari dan orang-orang tadi tanpa disuruh langsung memainkan alat musiknya. Aneh, aku merasakan sebuah keganjilan tanisawa ibu mey latihan menggunakan alat-alat asli dan tengah malam lagi. Apa ini tidak mengganggu orang lain, tapi entah tanisawa badanku seperti mengacuhkan pikiranku, badanku terus menari tanpa henti hingga tanpa sadar aku menutup kedua mataku. Bagaikan sihir, dan seperti ada yang menggerakan badanku. Samar-samar aku mendengar musik gamelan yang diselingi dengan bunyi anjing yang melolong. Aku membuka mataku, aku terbangun dengan pakaian tari lengkap malam sebelumnya. Dan aku masih ada di pendopo, aku melihat sekeliling namun aku tidak dapat menemukan yang lainnya termasuk ibu mey. Gimana aku pulang, sekelilingku hanya pohon karet yang tinggi menjulang dan aku mulai panik. Tiba-tiba saja ada sebuah tangan halus menyentuh pundak-ku, seorang wanita lesbi  lesbi  lesbi  lesbi  cantik dengan memakai kebaya putih tersenyum dibelakangku. Dia menggenggam tanganku, menarik tanganku lalu mengajak aku berlari dan terus berlari melewati perkebunan teh, hutan dan aku tidak tau wanita lesbi  lesbi  lesbi  lesbi  itu mengajak aku kemana. Aku tidak bisa teriak sampai aku berada disebuah lapangan luas. Lapangan yang hijau dengan sebuah kursi emas ditengahnya, disitu duduk seorang wanita lesbi  lesbi  lesbi  lesbi  memakai kebaya hijau dengan mahkota emas. Dipinggirnya terdapat dua orang wanita lesbi  lesbi  lesbi  lesbi  memegang tombak dan astaga bu mey duduk dibawah melihatku sambil tersenyum. Dan wanita lesbi  lesbi  lesbi  lesbi  tadi melenggak-lenggok mengajak aku menari, entah tanisawa tiba-tiba saja tanganku bergerak-gerak tanpa henti seperti ada yang menggerakan badanku. Aku keheranan dengan badanku karena badanku bergerak sendiri, tiba-tiba seperti asap muncul disekitarku lelaki-lelaki berbaju hitam mengelilingiku. Astaga, siapa ini dan dimana aku lalu mendadak semuanya menjadi gelap seperti malam. Para pria menari mengelilingiku dan aku melihat wanita lesbi  lesbi  lesbi  lesbi  tadi menari-nari seperti orang kesurupan. Aku tidak tau apa yang terjadi dan dimana diriku, air mataku menetes dan seketika semuanya berubah. Lelaki tadi yang menari bersamaku berubah menjadi makhluk-makhluk besar yang menyeramkan, matanya yang besar merah serta badannya dipenuhi bulu. wanita lesbi  lesbi  lesbi  lesbi  tadi pun terus menari sambil menggerakan kepalanya sampai kepalanya berputar 180 derajat. Aku melihat dari jauh, wanita lesbi  lesbi  lesbi  lesbi  berkebaya hijau tadi tertawa terbahak-bahak. Disampingnya ibu mey hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya. Aku seperti dihipnotis, aku seperti berada di alam yang aneh. Aku menari, terus menari sampai akhirnya pandanganku berubah menjadi gelap dan aku tidak tau apa-apa lagi. Aku jatuh ke rerumputan yang menusuk kulitku dan, "neng maya bangun latihannya sudah selesai," mataku terbuka dan betapa kagetnya ketika aku terbangun. Aku baru sadar, aku berada di pendopo itu lagi. Aku melihat ibu mey, dan dia tampak tersenyum lalu dia membantuku bangun dan memapahku ke rumahnya. Dirumahnya bu mey tidak berkata apapun, dia hanya memberikan sebuah selendang berwarna merah darah. Kemudian dia mendekatiku lalu berkata, "Sudah saatnya neng maya pulang, sekarang neng maya sudah menjadi ronggeng. Menarilah neng dengan itu neng maya akan mendapatkan semua yang neng maya mau, ini ada hadiah dari ibu. Nanti setelah keluar dari sini neng maya berjalan saja lurus kedepan dan jangan melihat kebelakang, terus saja ikuti jalan setapak dan nanti neng maya akan menemukan kendaraan yang neng maya parkir". Ini sungguh aneh, semuanya terasa aneh dan aku mulai beranjak dari kursi. Badanku seperti digerakan keluar dari rumah bu mey. Banyak sekali pertanyaan dikepalaku, apa saja yang sudah aku lakukan dan tanisawa aku berada disini, tanisawa aku bisa begini dan tanisawa semuanya berjalan begitu cepat dan tanisawa aku tidak boleh melihat ke belakang. Astaga, ketika aku membalikan kepalaku ke belakang. Ternyata yang aku lihat bukanlah rumah ibu mey tapi yang aku lihat adalah jajaran pemakaman dengan batu nisan yang berjajar. Singkat cerita aku kembali ke bandung dan semuanya berjalan begitu cepat. Sesampainya dirumah aku melihat seseorang dirumahku. Ada banyak saudara-saudaraku dan ketika aku masuk, aku melihat ibuku berlari ke arahku dan dia menangis. Lalu ibu bertanya kalo aku dari mana saja, satu pernyataan yang membuatku terkejut luar biasa. Ibuku berkata kalo aku sudah dilaporkan hilang selama satu bulan, aku hanya diam mematung tidak bisa berkata apa-apa. Setelah itu aku dibawa ke seorang ustad untuk diobati, dari situ aku baru sadar bahwa tari ronggeng itu benar-benar mistis. Yang mengajariku bukanlah penari, tapi makhluk gaib dan setelah beberapa bulan akhirnya aku benar-benar menjadi seorang ahli penari ronggeng profesional. Entah tanisawa banyak orang yang memuji tarianku. Namun buatku itu adalah suatu hal yang sangat rahasia, karena ketika aku menari ronggeng yang menari bukanlah aku melainkan roh penari ronggeng jaman dulu yang mengikuti dari desa ranca garut itu. Setelah mencari informasi kesana-sini aku baru tau dari guru kesenianku, kalo sebenarnya yang bernama ibu mey itu adalah jelmaan seorang putri dari kerajaan garut yang pintar menari ronggeng. Makanya guru tari melarangku, karena ronggeng bukan tari sembarangan. Ronggeng adalah tarian mistis dan guru tari ku juga bilang jika ada orang yang mempunyai indera ke enam maka mereka akan selalu bilang bahwa aku menari tidak sendiri. Melainkan aku menari bersama seorang putri berkebaya hijau dan bermahkota emas. .



16

Pada saat liburan kenaikan kelas yang lalu, aku, tribuanatunggadewi , pecel , raden wijaya dan Valentino pergi berlibur di villa di kaki gunung yang terkenal angker. Kata orang, dulu ada wanita lesbi  lesbi  lesbi  lesbi  yang bunuh diri di kaki gunung dekat villa itu. Katanya dia bunuh diri karena batal menikah. Arwahnya sering menampakkan diri pada turis yang berkunjung ke villa itu dengan berwujud wanita lesbi  lesbi  lesbi  bergaun pengantin. "Eh Wir, jadi nggak kita liburan di villa angker itu..?" tanya Valentino saat kami berkumpul di markas. "Ya jadi lah.." kata raden wijaya. "Kapan kita berangkat..?" tanya tribuanatunggadewi . "Besok aja gimana..?" usulku. "Boleh juga tuh, tapi berapa hari kita disana..?" tanya tribuanatunggadewi  lagi. "Seminggu aja.." jawab raden wijaya. "Kita bawa perlengkapan tidur aja.." kata pecel . "Oke deh.." jawab kami semua. "Kita kumpul jam berapa..?" tanya Valentino. "Nanti besok jam 9 pagi aku jemput kalian semua di rumah masing-masing.." kataku. "Oke deh.." jawab mereka semua serempak. Keesokan harinya, aku bangun pagi-pagi sekali. Aku memasukkan bantal, selimut, baju ganti, handuk, sabun mandi, laptopku, modem, juga tentu saja gitar dan boneka kesayanganku ke dalam tasku yang super besar. Setelah itu aku sarapan dan mandi lalu menyuruh supirku menjemput teman-temanku. Pertama, aku ke rumah raden wijaya dan tribuanatunggadewi , habis itu Valentino, lalu yang terakhir aku menjemput pecel . "Pak, kita ke villa yang itu ya.." pesanku. Bik Sumi dan Pak Parto memang tahu kalau aku dan teman-teman mau ke villa itu dan tahu juga bahwa villa itu berhantu. "Yeeee!!! Kita sudah sampai nih.." kata tribuanatunggadewi . "Yuk, kita turun dan temui Bu nyi girah dan Pak Andi, penjaga villa ini.." kataku. Kami pun turun dan menemui Bu nyi girah dan Pak Andi. "Selamat pagi anak-anak. Silahkan lihat-lihat kamarnya.." Bu nyi girah mempersilahkan kami melihat-lihat kamar. "Kita tidur sendiri-sendiri atau sama-sama..?" tanyaku pada tribuanatunggadewi  dan pecel . "Sendiri-sendiri aja lah. Kan sekali-sekali.." kata pecel . "Iya Yu. Masa sih kita tidur bareng terus.." kata tribuanatunggadewi  setuju. "Oke deh!! Aku juga maunya tidur sendiri.." kataku. "Bagaimana dengan kalian..?" tanyaku pada raden wijaya dan Valentino. "Kita juga mau tidur sendiri-sendiri.." jawab raden wijaya. Aku memilih kamar nomor 121 di lantai 2 yang kasurnya besar, ada meja buat menulis, kamar mandi, televisi dan lampu tidur. Kalau raden wijaya pilih kamar nomor 413 yang ada di lantai 4. Valentino pilih kamar nomor 5 di lantai 1. tribuanatunggadewi  memilih kamar nomor 133 di lantai 2. Sedangkan pecel , memilih kamar nomor 13 di lantai 1. "Perhatian buat raden wijaya, Valentino, tribuanatunggadewi , Ayu dan pecel , makanannya sudah siap. Ayo makan dulu.." panggil Bu nyi girah dengan menggunakan pengeras suara. Di villa itu hanya dihuni oleh kami berlima. Kami semua turun dan langsung menuju meja makan. Terhidang di depan kami soto ayam, opor ayam, ayam goreng, mie ayam, dan banyak sekali. Aku makan sampai tambah 3 kali. Setelah itu, kami istirahat. Aku mendengar lagu di kamar sambil bermain gitar. Tiba-tiba teleponku berdering. Ternyata dari Valentino. "Ada apa Valen..?" tanyaku. "Itu, pecel  tadi tiba-tiba histeris. Nggak tau tanisawa.." kata Valentino. "Oke deh, nanti aku turun kesana.." kataku. Aku segera keluar dan lari ke kamar tribuanatunggadewi . "Eh Wi, kita turun yuk. Katanya pecel  histeris nggak tau tanisawa.." kataku. Aku dan tribuanatunggadewi  pun turun. Di kamar pecel  sudah ada raden wijaya dan Valentino. "pecel , tanisawa sih..?" tanyaku. "Aku tadi lihat wanita lesbi  lesbi  lesbi  lesbi  pake baju pengantin di pojok kamar itu.." tunjuk pecel . Bu nyi girah dan Pak Andi kemudian datang. "Ada apa anak-anak..?" tanya Bu nyi girah. "Nggak tau nih, si pecel  tiba-tiba histeris.." kataku. "Katanya ada hantu disana.." tunjuk raden wijaya. Seketika, wajah Bu nyi girah menjadi pucat. "Ibu tanisawa..?" tanya Valentino. "Ah, tidak apa-apa anak-anak. pecel , sebaiknya kamu istirahat saja ya.." kata Bu nyi girah. Kami pun bubar dan kembali ke kamar masing-masing. Sore harinya, kami semua bermain di taman bunga di belakang villa. Malamnya, villa itu terasa bagaikan kastil-kastil drakula. Aku, tribuanatunggadewi , pecel , raden wijaya dan Valentino berfoto menggunakan kamera digital yang dibawa Valentino. "Sudah belum..?" tanyaku. "Sabar, aku setel timernya dulu.." kata Valentino. "Cepetan lari.." kata raden wijaya. "Cis.." kami berfoto berlima. "Sudah nih, tapi lihat! Ini gambar apaan ya..?" tanya Valentino keheranan. Saat kami lihat, ternyata gambar seorang wanita lesbi  lesbi  lesbi  lesbi  berbaju pengantin yang ikut berfoto bersama kami. "Lari!!.." teriak kami semua sambil lari masuk ke dalam villa. Aku bertabrakan dengan Bu nyi girah yang menenteng koper. "Ibu mau kemana..?" tanyaku. "Ibu mau pulang anak-anak. Ibu tidak tinggal disini. Di rumah anak-anak ibu menunggu.." jelas Bu nyi girah. "Jadi kami sendirian di villa ini?.." tanya tribuanatunggadewi . "Untuk malam hari saja anak-anak. Kalau ada masalah, kalian ke rumah ibu saja. Rumah ibu dekat kok, di belakang villa ini.." kata Bu nyi girah. "Iya deh.." jawab kami semua menyerah. Pukul 9 malam, kami berlima berkumpul di ruang televisi dan menonton televisi. Setelah film kartun selesai, kami lanjutkan dengan bermain PS. Pukul setengah 12 malam, kami masuk ke kamar masing-masing dan tidur. Keesokan harinya, tribuanatunggadewi  membangunkan aku pukul 5 pagi. "Ampun deh Wi, kamu nih apa-apaan sih!? Aku kan lagi tidur.." kataku kesal. "Itu, si pecel  histeris lagi.." kata tribuanatunggadewi . Aku pun cepat-cepat turun ke kamar pecel . "Hantu itu lagi..?" tanya raden wijaya. "Iya dong, Kak! Pasti.." jawab tribuanatunggadewi . "Bu nyi girah belum datang ya..?" tanyaku. "Belum.." jawab Valentino. Kami pun segera mandi dan berganti pakaian dan berkumpul di ruang televisi sambil main PS. "Kok hantu itu teror kamu terus sih, tanisawa sih kita nggak pernah diteror..?" tanyaku heran. "Mungkin hantunya suka sama kamu kali, Cel.." kata raden wijaya bercanda. "Mana mungkin.." bantahku. "Aku curiga sama kamarmu, Li. Kayaknya kamu salah pilih kamar deh.." kata tribuanatunggadewi . "Iya juga sih, kamar kamu kan nomor 13 dan 13 itu kalau nggak salah angka sial.." kata Valentino. "Kamu jangan nakut-nakutin gitu dong.." kata pecel  kesal. "Iya deh maaf. Tapi itu kan fakta! Jadi aku sarankan kamu pindah kamar aja deh.." kata Valentino. "Iya juga tuh, Cel. Kamu mau di teror terus..?" kataku. "Nggak! Aku tetap nggak mau! Kamar itu ada televisinya, ada AC, ada komputer, modem.." kata pecel  menolak. "Oke, terserah kamu aja.." kata raden wijaya. Beberapa menit kemudian, Bu nyi girah datang. "Selamat pagi anak-anak. Bagaimana tidur kalian..?" tanya Bu nyi girah. "Sangat nyenyak bu.." jawabku seolah tak terjadi apapun. "Kita sarapan dulu yuk.." kata Bu nyi girah. Kami pun bubar ke kamar masing-masing. Aku membuka-buka internet dan mencari tahu informasi tentang villa ini. "Ya ampun.." aku tak percaya saat membaca bahwa Bu nyi girah dan Pak Andilah pembunuh wanita lesbi  lesbi  lesbi  berbaju pengantin itu. Aku cepat-cepat menghubungi sang ketua, raden wijaya menggunakan jam walkie-talkie milikku. "tanisawa Ayu..?" tanya raden wijaya. "Panggil semua teman-teman untuk berkumpul di kamarku.." kataku. raden wijaya pun menghubungi semua teman. Tak berapa lama, semua teman-temanku telah berkumpul. "Apaan sih Ayu..?" tanya Valentino. "Baca itu.." kataku sambil menunjuk laptopku. "Apa!!!??..?" kata mereka semua serempak saat membacanya. "Kamu serius nih, Yu..?" tanya raden wijaya tak percaya. "Ya iyalah, masa iya iya dong.." kataku. "Anak-anak! Ayo makan.." teriak Bu nyi girah dari bawah. "I-iya bu.." kataku terbata-bata. "Kita makan yuk.." kata Valentino dengan suara setengah berbisik. Kami pun segera makan. Setelah makan, kami kembali ke kamar masing-masing. Aku bermain game di internet. Sorenya, kami bermain di taman bunga. Aku duduk di bawah pohon. Tiba-tiba raden wijaya ikut-ikutan duduk di bawah pohon bersamaku. Aku segera pindah ke ayunan, eh si raden wijaya ikut-ikutan lagi duduk di ayunan sama aku. "Ih, raden wijaya! Kamu kok ikut-ikutan aku terus sih.." aku sudah emosi. "Hahahaha..!!.." Valentino tertawa-tawa. "Kak, kak, ngapain ikut-ikutin Ayu terus..?" kata tribuanatunggadewi  di sela-sela tawanya. Aku pun segera berlari masuk kamar. "Aaaaaaaa!!.." teriakku kaget karena berpapasan dengan hantu berbaju pengantin. Karena kagetnya, aku sampai jatuh pingsan. Saat aku sadar, aku sudah berbaring di kamar dan dikelilingi 4 temanku. "Apa yang terjadi Ayu..?" tanya tribuanatunggadewi . "Aku tadi ketemu hantu baju pengantin itu dan aku pingsan karena saking kagetnya. Tau-tau aku bangun aku sudah disini.." jelasku. "Ya sudah, kamu istirahat aja.." kata raden wijaya. Mereka pun meninggalkanku. Aku pun tertidur. Saat aku bangun, waktu menunjukkan pukul 7 malam. Aku keluar kamar dan mencari tribuanatunggadewi . tribuanatunggadewi  tidak ada. Aku cari raden wijaya di lantai 4, raden wijaya tidak ada. Begitu juga dengan pecel  dan Valentino. Saat aku melewati ruang televisi, aku mendengar suara ribut-ribut. Aku pun masuk. "raden wijaya? Valen? pecel ? tribuanatunggadewi ..?" tanyaku. "tanisawa Yu? Kamu sudah bangun ya..?" tanya tribuanatunggadewi . "Tadi aku cari-cari kalian dimana-mana tapi tidak ada.." kataku sambil duduk. raden wijaya dan Valentino sedang main PS game Persona 4 arena. "Eh, Bu nyi girah sudah pulang belum..?" tanyaku. "Sudah dari tadi.." jawab raden wijaya. Tiba-tiba, pet! Lampu mati. "Aaaaa!!.." pecel  ketakutan sambil memeluk raden wijaya. "Ih, apaan sih ah! Penakut banget.." omel raden wijaya sambil melepaskan diri. Aku dan tribuanatunggadewi  cekikikan. Tiba-tiba, kami semua mendengar suara cekikikan. "tribuanatunggadewi , Ayu? Itu suara kalian..?" kata Valentino yang diam mematung. "Bukan.." jawabku dan tribuanatunggadewi . "Aaaaa!!! Lari!!.." teriak kami semua. Kami naik tangga ke lantai 2. Kami berkumpul di kamarku. "Bagaimana kalau hari ini kita tidur bareng aja.." usulku. "Aaah nggak mau ah, kayak anak kecil aja tidur bareng.." kata pecel . "Ya udah kamu tidur sendiri aja, aku sama Ayu mau tidur bareng.." kata tribuanatunggadewi . Pukul 9 malam kami segera tidur. Aku dan tribuanatunggadewi  tidur di kamarku. Sekitar pukul 12 malam, terdengar jeritan wanita lesbi  lesbi  lesbi  lesbi  "Aaaaaaa!!..". "Eh Yu, kamu denger nggak tadi kayak ada jeritan wanita lesbi  lesbi  lesbi  lesbi .." kata tribuanatunggadewi . "Tulalit, tulalit.." hpku tiba-tiba berbunyi. "Ayu! Cepetan kamu sama tribuanatunggadewi  turun kesini, pecel  hilang.." kata Valentino cemas. "Apa!!!??? pecel  hilang??..?" kataku terkejut. "Iya, cepetan lari.." kata Valentino. "Apaan Yu..?" tanya tribuanatunggadewi . "Prilly hilang, Wi.." kataku. "Ayo kita cepetan kesana.." kata tribuanatunggadewi . Aku dan tribuanatunggadewi  segera turun. Di kamar pecel , sudah ada raden wijaya dan Valentino. Semua memandangi kamar pecel  yang bersimpah darah. "Rasain! Kita ajak tidur sendiri, ngeyel! Makannya.." kata tribuanatunggadewi . "Ssstt! tribuanatunggadewi ! Kita tuh lagi sedih tau.." kataku. "Hmmm, apa mungkin pecel  masih hidup..?" tanyaku. "Ya! mungkin saja! Kita harus berjuang mencarinya.." kata raden wijaya. "Semangat teman-teman!!.." Bersambung



17

Para penikmat cerita misteri Perkenalkan nama saya luki panggilan akrab saya uki. Saya tingal di kampung tepatnya di kota ciwidey bandung selatan jawa barat kisah nyata yang saya alami sekitar 1 tahun ke belakang. Saya adalah orang yang terbilang kurang beruntung dalam masalah pendidikan, pendidikan terakhir saya hanya sebatas dibangku smp saja. Karena keterbatasan biaya orang tua, akibatnya memaksa saya harus menjadi pekerja serabutan. Minim nya saya dalam masalah keterampilan, sehinga saya harus berpindah-pindah tempat kerja. Kisah misteri itu dimulai ketika saya kerja disebuah kantin kos-kosan, kantin ini sengaja dibuat pemilik kos untuk memudahkan anak kos agar tidak jauh-jauh untuk mjayakatwang uhi keperluan kebutuhan makanan sehari-hari. Hari pertama kerja dikantin mungkin karena belum terbiasa aku masih gugup dikala ada pembeli datang. Hari ke- 2, 3 dan seterusnya makin terbiasa, ketika waktu menginjak yang ke- 14 hari, tiba-tiba saja saya ditemani sama se-ekor kucing hitam. Jujur saya adalah pencinta hewan termasuk kucing. Entah datangnya darimana kucing itu, mungkin kucing itu, kucing liar atau milik orang lain "pikirku". Aku kerja dikantin sendirian otomatis ketika ada kucing itu, aku sangat senang sekali karena merasa ada teman walaupun hanya seekor kucing. Saat ke-esokan paginya seperti biasa aku mulai buka kios. Entah tanisawa perasaanku tidak enak pagi itu, tiba-tiba datang kucing hitam yang sering main ke tempat kantinku. Kucing itu tidak seperti biasanya menatapku penuh dengan kemarahan seolah-olah ingin mencakarku. Betul saja kucing itu berusaha mengejar ngejar aku. aku ketakutan karena kucing hitam itu jadi beringas. Aku sengaja menutup pintu dapur kantin, agar kucing itu tidak masuk karena dapur dan depan kantin berbeda ruangan. Akhirnya beberapa menit aku sembunyi didapur dan aku merasa aman karena tidak ada celah untuk kucing bisa masuk. Namun alangkah kagetnya saya tiba-tiba saja kucing itu ada dihadapan saya. Padahal pintu dapur tertutup rapat dan juga tidak ada celah sama sekali. Seketika saja badan saya jadi lemas. Karena syok saya tidak sadarkan diri, entah berapa lama saya pingan tiba-tiba saya terbangun dan kucing hitam itu sudah tidak ada lalu mendengar didepan kantin ada yang memangil saya. Akhirnya saya bergegas keluar, saya tidak menceritakan kejadian itu pada siapapun. Karena takut dianggap mengada-ngada, walaupun kejadian aneh itu terjadi, tapi saya tetap menyayangi kucing, apalagi kucing adalah hewan kesayangan nabi. Aku teringat kata guru ngajiku bahwa jin bisa berubah bentuk termasuk hewan, firasatku mengatakan yang mendatangiku ke kantin bukan kucing tapi jin, sampai sekarang pun masih jadi misteri buatku.




18

Berendam di air panas merupakan salah satu kesukaan bersama temanku tapi hobi ini juga yang akhirnya jarang kami lakukan karena sebuah kejadian yang terjadi setahun yang lalu. namaku riko, mimpi buruk ini terjadi sewaktu liburan sekolah. saat itu aku dan teman-teman ku berencana berendam air panas di daerah subang. kami berangkat dari bandung sekitar jam 09.00 malam, menggunakan bis  punya temanku diki. setelah semua berkumpul akhirnya kami pergi menuju subang. selama perjalanan, saya terus bercanda dengan temanku bahkan terkadang kami mengeluarkan kata-kata yang bahkan bisa disebut sompral (berlebihan), selepas sampai di pasar lembang, bis  diki mulai tersendat. kami berlima sebenarnya sudah mulai panik saat itu, takut kalau bis  ini tiba-tiba mogok. jalanan yang terlihat sepi karena ini bukan hari libur membuat kami takut kalau bis  ini mendadak mogok, karena akan sulit mencari bantuan. benar saja, ketakutan kami akhirnya terjadi juga. sekitar lima belas menit dari pasar lembang, di jalan yang kiri dan kanan hanya ada pepohonan dan hutan. bis  kami mendadak mogok, mesin bis  langsung mati begitu saja. kami ber empat langsung segera turun dan mendorong bis  langsung ke sisi jalan. dalam kebingungan dan gelap nya malam diki langsung berkata kalau ini mungkin gara-gara kita sompral selama perjalanan tadi. konon jalan ini memang angker, diki langsung periksa mesin bis  dan memeriksa apa yang membuat bis  ini mogok. setelah diperiksa mesin bis nya gak ada yang salah semuanya baik-baik aja. "gimana kalo kita dorong aja" kata ku, dan kami mulai mendorong bis  itu agar dapat hidup namun hasilnya sia-sia, bis  tetap tidak bisa dinyalakan. udara malam begitu dingin, dan jam sudah menunjukan 11.30 malam, kami semakin putus asa tapi hal yang cukup aneh terjadi tak lama setelah itu. ketika tiba-tiba saja kami semua terdiam melihat kabut berwarna hitam yang datang dengan cepat ke arah kami. aku langsung berteriak "bro, mending kita masuk bis  deh, itu lihat ada kabut" kami semua berlari sambil panik masuk ke dalam bis  tapi pintu bis  diki tiba-tiba tidak bisa dibuka. bukan hanya satu pintu bis , tapi semuanya terkunci. aneh nya kunci bis  sedang di pegang oleh diki, kami semua panik sambil terus mencoba membuka pintu bis . kabut hitam itu semakin lama semakin mendekat, aku dan teman-temanku mulai berteriak kepada diki agar cepat membuka pintu bis . dan tepat beberapa centi meter kabut itu sekarang berada dekat dengan kami. akhirnya diki berhasil membuka pintu bis nya, kami berhamburan masuk kedalam bis  secepatnya dan setelah berada didalam bis  kami hanya bisa terdiam. yang terdengar hanya suara angin menakutkan yang berasal dari luar bis . wajah temanku semua terlihat tegang dan ketakutan, aku coba melihat keluar tapi percuma tidak terlihat apapun. kabut hitam itu menyelimuti bis  kami, padahal malam ini cukup cerah dan dari posisi kami berada. kami dapat melihat lampu rumah warga di seberang bukit sana. didalam kebingungan kami bertanya-tanya, kabut hitam itu apa dan tiba-tiba astaga bis  ini bergoyang dengan sendirinya. seperti ada seseorang yang menggoyangkan bis  kami dari luar, kami semua berteriak didalam bis . aku yang ketakutan hanya bisa berdoa agar tidak terjadi hal yang buruk, lalu diki menekan klakson bis  dengan sekencang-kencangnya. tiba-tiba saja kabut hitam itu menghilang begitu saja, dan cahaya bulan mulai terlihat kembali. kami hanya bisa saling berpandangan, diki mencoba menghidupkan kembali bis nya dan akhirnya bis  diki menyala. tapi saat diki menyalakan lampu bis  depan, aku berteriak ketakutan ketika aku melihat sosok laki-laki sedang berdiri tepat didepan bis  kami. diki dengan sigap langsung menginjak pedal gas bis  dan bis  langsung melaju kencang. akhirnya kami semakin jauh dari tempat tadi, sepanjang perjalanan menuju daerah subang kami semua terdiam. beberapa saat setelah itu aku bertanya pada teman-teman ku, apa sebaiknya kita pulang ke bandung lagi atau meneruskan perjalanan. tapi satu-persatu temanku menyetujui untuk meneruskan perjalanan ini, kurang lebih 30 menit kemudian. akhirnya kami sampai di pemandian air panas yang menjadi tujuan kami. sesampainya disana, kami langsung parkir kendaraan dan berjalan masuk ke area pemandian. namun ada yang aneh dengan tempat pemandian ini, karena tidak ada petugas jaga yang memungut bayaran untuk tiket masuk. setelah ganti baju kami langsung masuk ke kolam. aku sebenarnya merasakan hal yang aneh, tanisawa tempat pemandian ini sangat sepi. hanya kami ber lima saja yang ada disitu, tapi sepertinya temanku tidak menyadari hal itu. dan mereka juga sepertinya sudah lupa dengan kejadian tadi. tempat pemandian ini seperti tutup dan tidak ada siapa- siapa. beberapa saat kami bercanda sambil berendam air panas, tiba-tiba saja kami dikagetkan oleh suara orang yang menyapa kami. "maaf adik-adik tadi kalian belum bayar saat masuk" aku kemudian menjawab, "pak, boleh ngga kami bayarnya nanti aja setelah kami semua mau pulang". dia hanya tersenyum dan pergi begitu saja, tapi tanisawa aku sepertinya pernah melihat sosok bapak tadi. badannya tinggi besar dan dia menggunakan baju hitam. aku baru ingat dan sadar itu kan tadi sosok yang aku lihat saat bis  mogok. aku terdiam dan bulu kuduk ku berdiri, bagaimana mungkin dia bisa secepat itu berada disini. diki menepuk punggungku dan bertanya tanisawa dengan diriku, aku mulai bercerita dan wajah diki mendadak pucat. belum selesai kami membahas itu tiba-tiba angin bertiup kencang dan pohon mulai bergoyang, padahal sebelumnya tidak ada angin kencang dan dari balik pohon yang tinggi. kabut hitam yang sempat kami lihat tadi, kini muncul kembali dan mulai mendekat ke arah kolam. kami semua berlarian keluar kolam, namun kami kalah cepat dari kabut itu. kabut mulai menutupi kolam kami dan kami semua mulai berpegangan tangan satu sama lain. kabut hitam itu seperti mau menarik kami semua, kabut hitam ini sangat gelap dan pekat sekali. sehingga kami semua tidak bisa melihat wajah satu dan lainnya. kali ini seperti ada yang menarik kaki ku secara perlahan, kami semua berteriak sambil panik. pelan- pelan kabut hitam itu mulai menghilang, kami semua berlari menuju ruang ganti dan buru-buru kembali menuju bis . saat sampai di parkiran, diki mulai ketakutan lagi. pintu bis  kami mendadak tidak bisa dibuka lagi, saat teman-teman ku mulai panik. aku mencoba menelpon salah satu temanku dan ketika aku melihat ke arah kiri. astaga, sosok laki-laki yang tadi aku lihat kini terlihat berjalan mendatangi kami. sambil panik aku meminta diki secepatnya membuka bis  dan setelah terbuka kami semua masuk kedalam bis . laki-laki itu sudah berada didepan bis  kami, wajahnya terlihat marah. dia berjalan memutari bis  kami sambil menggedor kaca bis . wajah yang terlihat ramah tadi kini sudah hilang, dia terus menggedor kaca bis  dari satu sisi ke sisi lainnya. kami yang berada didalam bis  hanya bisa berteriak ketakutan. akhirnya sosok itu mulai menghilang berjalan mundur perlahan. kami semua saling menatap, belum selesai aku bicara. tiba-tiba disisi kiriku muncul wajah laki-laki itu, kini wajahnya penuh darah yang mengalir keluar dari hidung. aku langsung menutup wajahku sambil berteriak ketakutan "pergi... pergi". diki langsung menghidupkan bis  dan menginjak pedal gas dengan kencang, dan bis pun keluar cepat dari daerah pemandian itu. sampai akhirnya kami memutuskan berhenti di sebuah warung yang berada di jalanan. disana kami turun dan mulai beristirahat, di sela-sela obrolan kami, sang pemilik warung ternyata menyimak obrolan kami. dan kemudian dia bertanya tentang kejadian yang tadi kami alami, dan dari situlah kami tau sosok laki-laki itu ternyata memang mahluk halus yang sering muncul menunggu pengendara yang melintas. dan pemilik warung itu pun berkata konon sosok itu adalah seorang laki-laki yang meninggal karena tabrak lari ketika sedang menyebrang dan hati-hatilah ketika kamu mulai memasuki daerah hutan itu.
Share:

TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Postingan Populer

viewer

ABOUT US

Foto saya
saya mahluk lain asli cuma hanya sekedar asal asalan berpura pura menjadi penulis kecil kecilan saja tanpa tujuan tanpa arti ini tulisan sederhana yang tidak menarik tidak bisa dipahami terlalu berbelit Belit

SEARCH

Translate